Pejalan Kaki Ditabrak Polisi Saat Menyeberang Jalan di Puncak
Editor
Grace gandhi
Sabtu, 2 Januari 2016 13:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pejalan kaki ditabrak petugas polisi yang mengendarai motor BM, di Jalan Raya Puncak, Cipayung, Selasa 29 Desember 2015.
Kejadian yang terjadi pada pukul 17.30 WIB itu melibatkan pejalan kaki yang bernama Dadang Sueb, 58 tahun, dengan polisi pengendara motor bernama Brigadir Kepala Rahmat Affandi yang bertugas di Kepolisian Resor Bogor.
Dadang sendiri merupakan karyawan Tempo yang bertugas menjaga Wisma Tempo Sirnagalih.
Menurut keterangan anak Dadang, Aput, saat itu motor yang dikendarai Rahmat melaju kencang dari arah Puncak menuju ke Gadog. Saat itu kendaraan lain sudah berhenti semua untuk memberi jalan pada Dadang, tapi Dadang tetap tertabrak motor BM yang dikendarai Rahmat.
"Dia (Rahmat) ikut jatuh. Motor itu juga menabrak warung," kata Aput saat dihubungi, Sabtu, 2 Januari 2016.
Akibat kecelakaan itu, Dadang sempat dibawa ke Rumah Sakit Ciawi untuk mendapatkan perawatan. Namun karena hasil pemeriksaan dokter menunjukkan tak ada tulang yang patah atau bergeser dari tubuh Dadang, ia dipersilakan pulang pada Selasa malam. Saat di rumah sakit itulah, Aput bertemu dengan Rahmat, yang berjanji akan menjenguk ayahnya dan membantu biaya pengobatan. "Tapi sampai sekarang belum ada tanggung jawabnya," kata Aput.
Aput melanjutkan selama beberapa waktu saling mengirimkan pesan pendek kepada Rahmat, tapi Rahmat selalu mengatakan nanti saat diminta pertanggung jawaban.
"Kalau Mas enggak keberatan, transfer aja," ujar Aput memberitahukan isi pesan singkatnya kepada Rahmat.
Untuk kondisi ayahnya sendiri, ia mengatakan saat ini ayahnya masih belum bisa bangun dari tempat tidur karena seluruh tubuhnya masih terasa sakit jika digerakkan. "Kepalanya juga sakit katanya."
Ketika dihubungi pada hari yang sama, Brigadir Kepala Rahmat Affandi membenarkan kejadian itu. Rahmat mengaku badannya masih sakit akibat kecelakaan itu, terutama di bagian tangan kanan dan bahunya yang memar.
Rahmat mengatakan masih tetap bisa berdinas sehabis kecelakaan itu sambil menahan sakit di tubuhnya. "Tetap bertugas, ngamanin liburan," ucap Rahmat. Ia juga mengakui belum sempat menjenguk Dadang karena kesibukannya bekerja.
Rahmat, yang mengakui akan mengganti semua biaya perawatan Dadang, mengatakan baginya cukup berat, karena ia juga mesti mengganti kerusakan dua buah warung yang juga ikut tertabrak dan kerusakan motor BM yang dikendarainya. "Warung aja saya ganti udah Rp 1,5 juta," ujar Rahmat.
Ia menjelaskan hanya bisa memberikan bantuan biaya perawatan sekadarnya. "Bantu untuk meringankanlah," ujarnya.
Rahmat bercerita bahwa hari ini, ia berniat ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan tubuhnya yang memar itu. "Takutnya ada apa-apa."
DIKO OKTARA