Suasana prarekonstruksi kasus kematian Mirna oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya di Restoran Olivier, Grand Indonesia, Jakarta, 11 Januari 2016. Dari hasil uji laboratorium ditemukan ada zat sianida di dalam lambung wanita berusia 27 tahun tersebut. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti tidak mempermasalahkan hilangnya celana Jessica. Polisi mengklaim sudah memiliki bukti lain. "Celana enggak ketemu, enggak masalah. Kami punya bukti lain," ujar Krishna kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat, 22 Januari 2016.
Menurut Krishna, pendapat terkait dengan sianida yang disimpan di celana merupakan pendapat belaka. Ia pun menanggapi hal tersebut dengan santai. "Yang mengatakan celana tempat naruh sianida siapa? Kami punya informasi banyak, tapi tidak kami sampaikan semua, yang kami sampaikan kepada publik hanya yang umum," katanya sambil tertawa.
Sebelumnya, pengacara Jessica, Yudi Wibowo, sempat menjelaskan bahwa polisi memeriksa SR, pembantu Jessica, karena sempat membuang celana milik Jessica. Celana yang dibuang tersebut disebut-sebut merupakan celana yang dipakai Jessica saat bertemu Mirna dan Hani. Jessica membuang celana yang dia pakai pada hari nahas itu karena robek. Krishna menyebutkan sudah mengantongi petunjuk signifikan setelah menggelar prarekonstruksi kematian Wayan Mirna Salihin di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta. Saat ini, kata Krisna, pihaknya masih mengumpulkan dan merangkai barang bukti sehingga menjadi keterkaitan yang utuh. Untuk itu, gelar perkara juga akan segera dilaksanakan.
Dari hasil prarekonstruksi juga didapat beberapa ketidaksesuaian keterangan antara karyawan kafe dan saksi lain. Ini pun akan menjadi bahan diskusi dalam gelar perkara nanti. "Perkataan benar dan tidak benar itu kunci, maka akan kita lakukan rekonstruksi setelah gelar perkara. Kami mohon waktu. Intinya, ada peningkatan signifikan," tutur Krisna.
