Lulung Lunggana, Djan Faridz, dan Yusril Ihza Mahendra di kediaman Djan di Menteng, Jakarta Pusat, 9 April 2016. TEMPO/Rezki Alvionitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, mengaku bersimpati terhadap Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi. Hal ini ia lontarkan terkait dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menuduh Rustam berada di pihak yang sama dengan Yusril dalam penggusuran warga di kawasan utara Jakarta. Ahok melontarkan tuduhan ini dalam rapat penanganan banjir di Balai Kota pada Jumat kemarin.
Yusril menangkis tuduhan Ahok. Yusril mengaku tak mengenal Rustam, bahkan tak pernah menjalin kontak. Yusril meminta agar Ahok tidak sembarangan mengeluarkan tuduhan. “Tidaklah beralasan Pak Gubernur menuding Pak Wali Kota bersekongkol dengan saya,” kata Yusril dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, 24 April 2016.
Menurut Yusril, seharusnya Ahok dapat bertindak lebih bijak kepada anak buah. Apalagi terkait dengan penggusuran. Sebab, menurut Yusril, wali kota merupakan pejabat yang berhubungan langsung dengan warga. Dengan demikian, mereka tidak bisa serta-merta menggusur. Apalagi mereka tak dibekali surat keputusan gubernur dalam penggusuran.
“Saya mengimbau agar Pak Ahok dapat bertindak lebih bijak kepada Pak Wali Kota mengingat beliau adalah pejabat administratif di bawah Gubernur. Bukan Wali Kota yang berwenang membuat kebijakan,” ujar Yusril.
Sindiran ini bermula pada rapat penanganan banjir Jakarta di Balai Kota pada Jumat lalu. Saat itu Ahok menuding Rustam ada di pihak Yusril lantaran tidak segera menggusur warga yang berada di bawah jalan layang Ancol atau yang dikenal dengan Bottle Neck.
Hal ini kemudian dibalas oleh Rustam dalam tulisan di dinding akun Facebook-nya. Ia mengaku kecewa dengan tudingan yang dilontarkan oleh Ahok. Saat dikonfirmasi Tempo mengenai hal ini, Ahok mengaku tudingan tersebut hanya bercanda.
