Fenomena Manusia Perahu, Ahok: Jangan Dibuat seperti Film

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 26 April 2016 06:57 WIB

Perahu di dermaga Pasar Ikan Luar Batang menjadi tempat tinggal warga korban penggusuran di sekitar Pasar Ikan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, 19 April 2016. Tempo/Rezki Alvionitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku heran masih ada nelayan yang bertahan untuk tinggal di perahu. Padahal, kata Ahok, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menyediakan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kapuk Muara.

"Sekarang saya tanya, 'manusia perahu' itu kan nelayan. Kamu tahu, enggak, di Kapuk Muara itu dibangun rusun untuk nelayan, agar nelayan bisa taruh kapal," ucap Ahok di Lapangan IRTI, Monas, Senin, 25 April 2016.

Selain itu, Pemprov sudah menyiapkan kanal di Muara Angke untuk nelayan. Namun tidak banyak yang mau pindah ke sana, sehingga rumah susun tersebut rentan dijual pihak yang tidak bertanggung jawab. "Sekarang saya tanya sama kamu, kalau bukan karena Buddha Tzu Chi yang begitu ketat, itu (rusun) sudah dijual semua enggak rusunnya? (Pasti) dijual," ujar Ahok.

Rumah susun untuk nelayan juga dibangun di Muara Baru. Sayangnya, tutur Ahok, banyak hunian yang hampir dijual karena tidak ada nelayan yang bersedia pindah ke sana. "Jadi nelayan pun ada oknumnya," katanya.

Ahok berujar, seharusnya nelayan bersedia dipindahkan daripada tetap tinggal di perahu. Alasannya, rusun yang disediakan di Kapuk Muara memudahkan nelayan menyimpan perahunya. Nelayan juga dapat menyimpan perahu di dekat rusun yang ada di Marunda, Cilincing, Cakung Drain, dan Kanal Banjir Timur.

Selain itu, penghuni rusun disediakan beberapa fasilitas, di antaranya Kartu Jakarta Pintar (KJP), bus sekolah gratis, modal, dan pelatihan. Sedangkan di Pulau Seribu sudah ada tambak ikan kerapu. Menurut Ahok, tambak itu setidaknya sudah menghasilkan 150 ton ikan.

"Kami sekarang lagi mau bangun rusun di sana, di Pulau Seribu, supaya kamu juga bisa punya tambak diawasin. Jadi kamu ini nelayan maunya apa?" ucap Ahok.

Lalu, jika nelayan ingin mendampingi wisatawan, Pemprov sedang merapikan pelabuhan di Sunda Kelapa. Ahok meminta PT Pelindo tidak menyingkirkan kapal pinisi untuk mendukung wisata bahari. Kalau sudah rapi, menurut Ahok, pedagang kaki lima bisa menjual kenang-kenangan khas wisata bahari.

"Kamu boleh pilih di Pulogebang, di Daan Mogot. Anak-istri kamu kan enggak perlu menderita, kan? Kenapa mesti bikin film-film begitu?" tutur Ahok.

Ahok meminta fenomena manusia perahu itu tidak dipolitisasi dan didramatisasi. Menurut Ahok, bukan Pemprov DKI yang kejam, melainkan nelayan itu sendiri yang kejam kepada anak-istrinya. "Menyandera anak-istrinya supaya menderita, supaya mendapat empati," katanya.

LARISSA HUDA




Berita terkait

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

7 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

5 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

15 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

16 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

24 hari lalu

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

Otorita IKN telah bertemu dengan Komnas HAM membahas soal polemik penggusuran rumah warga Sepaku

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

26 hari lalu

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

OIKN mengadakan pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) terkait penataan kawasan di wilayah Sepaku dekat IKN

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

34 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

34 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

35 hari lalu

Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

Otorita IKN mendatangi warga Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Otorita IKN menyebut kedatangannya sebagai ajang silaturahmi antara pemerintah dan warga di bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya