Marak Perisakan, Sekolah Gagal Bangun Karakter Positif

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 5 Mei 2016 10:13 WIB

Ilustrasi anak korban bully/risak. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda menyayangkan perisakan atau bullying yang terjadi di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Jakarta Selatan yang tersebar secara viral di media sosial.

"Sebetulnya SMAN 3 ini sudah mendapat predikat sekolah contoh anti-bullying. Tapi justru tercederai. Ini akan dijadikan sesuatu yang akan dipikirkan segera," ucap Erlinda di SMAN 3 Jakarta, Rabu, 4 Mei 2016.

Erlinda mengatakan budaya senioritas memang sulit dihilangkan, terlebih karakter menindas itu sudah terbangun sejak di rumah. Erlinda sendiri tidak menampik anak-anak yang melakukan tindakan kekerasan berasal dari keluarga dengan ekonomi mapan.

Baca: Menteri Rizal, Susi, Siti dan Ahok Sidak Reklamasi


"Ada karakter yang terbentuk dari rumah atau tempat tinggal yang menciptakan budaya arogansi, keras, dan kurang bisa menghargai orang lain," ujar Erlinda.

Erlinda menyebutkan SMA merupakan tempat akhir sekolah menengah. Menurut dia, jika tercipta karakter kurang baik saat SMA, sudah dapat dipastikan karakter tersebut sudah dibentuk saat di jenjang sebelumnya. Sekolah gagal membangun karakter positif. "Hal tersebut seharusnya bisa dibangun di sekolah. Tapi kenyataannya SMA 3 kecolongan," tutur Erlinda.

Menurut Erlinda, harus ada hukuman yang membuat jera pelaku perisakan di sekolah. Hal itu agar tindakan kekerasan tidak terwariskan kepada generasi selanjutnya. Pasalnya, mereka yang menjadi korban berpeluang besar menjadi pelaku pada masa mendatang.

"Kami khawatir korban akan berubah menjadi pelaku perisakan karena kejahatan fisik lebih jauh bisa dimaafkan, sedangkan kejahatan psikis mendatangkan trauma lebih dalam," katanya.

Erlinda menilai aturan yang diterapkan SMAN 3 sudah ketat. Beberapa peraturan mengarahkan kepada tindakan anti-bullying. "Untuk itu, perlu ada kunjungan ke rumah siswa yang menjadi pelaku perisakan. Kemudian lihat karakter di rumah seperti apa. Untuk menjadi bahan analisis perbaikan. Jangan sampai senioritas masih ada, sehingga menjadi siklus yang tak putus," ucapnya.

LARISSA HUDA




Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

35 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

38 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

39 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

41 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

43 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

54 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

59 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya