Pengunjung Car Free Day menandatangani spanduk dukungan kepada Yuyun, korban pemerkosaan dan pembunuhan di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, 8 Mei 2016. TEMPO/Danang
TEMPO.CO, Jakarta - Pengunjung Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, menggelar aksi solidaritas untuk Yuyun, siswi sekolah menengah pertama yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan sekelompok remaja di Bengkulu. Aksi ini digelar dengan membubuhkan tanda tangan pada spanduk putih yang panjangnya 50 meter sebagai bentuk keprihatinan atas tragedi yang menimpa Yuyun.
Menurut Grace Natalie, koordinator aksi, kegiatan yang sama secara serentak digelar di sejumlah kota di Indonesia, seperti Bengkulu, Bandung, Padang, Palembang, dan Makassar. "Spanduk ini akan kami bawa ke Bengkulu, kami tempel di tempat-tempat strategis," katanya kepada Tempo di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad, 8 Mei 2016.
"Ini untuk menunjukkan bahwa kami akan mengawal agar hukum tetap berjalan," ujar Grace. Ia pun meminta supaya para pelaku dihukum maksimal dan keluarga diberikan rehabilitasi berupa dukungan moral.
Pekan lalu, Grace dan beberapa rekannya mengunjungi keluarga Yuyun di Bengkulu. Kunjungan itu dilakukan untuk memberikan dukungan kepada keluarga dan berkomitmen menolak segala bentuk pelecehan seksual terhadap anak-anak Indonesia.
Yuyun adalah siswi SMP di Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Rejang Lebong, Bengkulu. Ia menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan pada 2 April 2016. Polisi telah menetapkan 14 orang sebagai tersangka yang rata-rata masih berusia 17-20 tahun.
Dari 14 tersangka itu, 12 di antaranya telah ditangkap. Sedangkan sisanya hingga saat ini masih buron. Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi kemarin mengatakan, tidak hanya Yuyun yang menjadi korban, tapi juga para pelaku yang masih di bawah umur. Ia pun mendesak pemerintah segera membentuk satuan tugas perlindungan anak di setiap desa agar kejadian yang menimpa Yuyun tak terulang pada anak-anak lain.