Pendukung Prabowo Pasok Logistik untuk Penduduk Luar Batang

Reporter

Editor

Bagja

Selasa, 10 Mei 2016 13:03 WIB

Warga Kampung Aquarium yang menjadi korban penggusuran mendirikan tenda atau tempat tinggal di Kawasan Kampung Luar Batang, Jakarta, 30 April 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Tak semua penduduk Kampung Akuarium di kawasan Luar Batang, Jakarta Utara, pindah ke rumah susun setelah pemerintah meratakan rumah mereka pada 11 April lalu. Sehari seusai penggusuran, 204 keluarga pindah ke Rumah Susun Rawa Bebek, Jakarta Timur, dan 192 keluarga menempati rumah baru di Rumah Susun Marunda, Jakarta Utara.

Total ada 1.728 keluarga, 546 bangunan, dan 347 lapak ikan di kawasan seluas 34.505 meter persegi yang digusur. Mereka yang tak pindah ke rusun bertahan di atas perahu, terutama para nelayan. Mereka yang di darat mendirikan tenda di atas reruntuhan rumahnya sepekan seusia penggusuran yang melibatkan 4.218 tentara dan polisi pamong praja itu.

BACA: Rawa Bebek dari Dekat: Hidup Gagap orang Luar Batang

Belakangan, penduduk yang sudah membawa barang-barang mereka ke rusun bergabung dengan penghuni di tenda yang lahannya akan dijadikan kawasan hijau dan pasar bersih oleh pemerintah itu. “Rumah susun cuma dipakai menyimpan barang,” kata Mintarja, 53 tahun, penduduk RT 001 RW 004, seperti dilansir Koran Tempo edisi Selasa, 10 Mei 2016.



Mintarja membawa serta istri dan empat anaknya. Belakangan, banyak lembaga swadaya masyarakat yang datang ke sana membawa tenda besar, tenda hijau tentara. Salah satunya Jaringan Merah Putih, organisasi pendukung Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto yang dibentuk pada Oktober 2014.

Lembaga ini mendirikan empat tenda. “Kami mendapatkan tenda itu dari donatur,” kata Hendrik J. Canggu, Ketua Harian Merah Putih. Tiga tenda lagi disumbang lembaga lain. Hendrik menolak menyebut namanya. Penduduk di sana juga menutup mulut ketika ditanya nama-nama lembaga yang memberi bantuan.

TONTON: Polemik Rumah Susun Rawa Bebek Setelah Penggusuran

Enam tenda berfungsi sebagai tempat tinggal dan satu untuk menyimpan bahan logistik, seperti beras dan mi instan, serta peralatan sekolah. Setiap hari, penduduk perempuan memasak, anak-anak pulang-pergi sekolah, dan para suami duduk-duduk di sekitar tenda atau kembali bekerja. Mereka yang tak bekerja umumnya merupakan buruh serabutan.

Mintarja tinggal di tenda berukuran 36 meter persegi. Setiap tenda dihuni sembilan-sebelas keluarga yang diberi nama binatang: ayam, bebek, atau singa. Mereka berdesakkan tidur di sana dan mengantre jika akan mandi. Hanya ada dua kamar mandi semipermanen. “Kalau siang, sering tak ada air,” ucap Marlina, penduduk yang didaulat menjadi koordinator.



Setiap hari, ia membagi jatah makanan yang harus dimasak pemberian lembaga-lembaga swadaya itu. “Kalau hanya untuk makan saja, kami tak akan kelaparan,” ujar perempuan 40 tahun ini.

Dalam menjalankan tugasnya, ibu satu anak ini dibantu 36 relawan. Menurut dia, tak pernah ada kericuhan saat pembagian bantuan. Selain memberi bahan mentah, banyak lembaga swadaya yang mengirim makanan siap santap. Sukendar, relawan Merah Putih, membawa 300 nasi bungkus dan membagikannya kepada penghuni tenda kemarin siang.

Marlina membawa handy-talkie untuk berkomunikasi dengan penghuni di tenda lain. Jarak antartenda lumayan jauh, sekitar 10-15 meter. Ia tak mungkin berteriak untuk mengobrol atau memanggil penduduk untuk mendapat jatah makanan. Menurut dia, selama tinggal di tenda, pembagian makan atau mandi tak pernah ricuh.

BACA: Menurut Ahok, Master Plan Luar Batang Dibuat pada 2014

Mintarja mengaku kembali ke tenda sebagai bentuk perlawanan kepada pemerintah, agar ia mendapat ganti rugi bangunan yang digusur. Hendrik menyangkal bantuan yang diberikan lembaganya bermuatan politis, kendati organisasinya terafiliasi dengan partai. “Ini murni kemanusiaan,” tuturnya. “Pemerintah tak perlu khawatir karena kami tak memprovokasi mereka.”

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama berencana menghapus hak rumah susun bagi warga Kampung Akuarium yang tak menempati unitnya. Ia menyilakan LSM memberikan bantuan logistik kepada penduduk yang tinggal di tenda atau perahu. “Mereka akan kuat sampai kapan?” katanya.

GANGSAR PARIKESIT | LARISSA HUDA

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

1 jam lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

1 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

3 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

5 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

15 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

17 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

24 hari lalu

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

Otorita IKN telah bertemu dengan Komnas HAM membahas soal polemik penggusuran rumah warga Sepaku

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

27 hari lalu

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

OIKN mengadakan pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) terkait penataan kawasan di wilayah Sepaku dekat IKN

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

35 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

35 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya