Begini Lokasi Mes Lokasi Karyawati yang Diperkosa dan Dibunuh
Rabu, 18 Mei 2016 08:45 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Eno Parihah, 19 tahun, karyawan pabrik plastik PT Polita Global Mandiri di Kosambi, Kabupaten Tangerang, menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan. Saat ini polisi sudah menetapkan tiga orang tersangka, yakni Rakhmat Arifin alias Alif (24), Imam Hapriadi (20), dan siswa SMP berinisial RA (15).
Eno diperkosa dan dibunuh ketiga tersangka di dalam kamar mes karyawan. Eno memang tinggal di mes, yang jaraknya hanya 1 kilometer dari pabrik. Berdasarkan pengamatan Tempo, bangunan mes hanya berupa gedung sederhana beratap asbes. Satu bangunan dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi depan untuk mes karyawan pria dan sisi samping untuk mes karyawan wanita.
Baca: Kasus Gagang Cangkul, Orang Tua Tersangka Terheran-heran
Karyawan pabrik bernama Iwan mengatakan, untuk bisa masuk ke mes karyawan wanita, harus melalui pintu besi di samping bangunan yang langsung terhubung dengan gang musala. Berbeda dengan mes karyawan pria yang ditutup dengan pintu gerbang dari besi setinggi 2 meter.
Masing-masing mes terdiri atas 14 kamar. "Setiap kamar diisi dua sampai tiga karyawan," kata Iwan. Menurut dia, mes dijaga sekuriti perusahaan. "Menjaganya memang tidak setiap waktu, tapi biasanya kalau ada tamu ke mes perempuan harus lapor dulu ke mes pria."
Lalu, bagaimana para tersangka bisa leluasa masuk ke mes? Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menceritakan kejadian itu berawal ketika RA bertemu dengan Eno di jalan. Saat itu RA dan korban berkenalan dan bertukar nomor telepon.
Baca: Karyawati Diperkosa, Dibunuh, Ditusuk Cangkul: Ada yang Aneh
Setelah berkomunikasi intens, RA diundang Eno untuk main ke mes pada Kamis malam, 12 Mei 2016, sekitar pukul 23.30. RA bisa masuk dengan leluasa karena pintu gerbang dan pintu kamar sudah dibuka korban. Setelah berbicara dengan korban, RA mengaku berciuman.
Namun, ketika diajak berhubungan badan, Enno menolak. RA, yang sakit hati, ke luar kamar. Ketika sedang merokok, muncul tersangka lainnya, Rahmat Arifin, dari dalam mes pria. Ia langsung menghampiri RA. "Kamu siapa, apa tujuan datang ke sini?" kata Arifin. "Saya dari dalam,habis ketemu Indah," jawab RA.
"Indah siapa?" ujar Arifin balik bertanya. "Itu cewek putih, tinggi, yang ada di kamar pojok," kata RA. Keduanya berdebat jika orang yang dimaksud adalah Eno Parihah. Saat itulah datang Imam Hapriadi menggunakan sepeda motor. Dia mengenal Arifin dan langsung berhenti.
Baca: KPK Bantah BAP Ahok Soal Agung Podomoro Land Bocor
Arifin menantang RA masuk lagi ke kamar dan membuktikan jika Indah yang dimaksud adalah Eno. Mereka bertiga masuk ke mes wanita dan langsung ke kamar korban. Saat itu, korban sedang berbaring di tempat tidur.
Imam langsung membekap wajah korban dengan bantal. Arifin memegangi kaki dan meminta RA mengambil pisau. RA manut dan pergi ke arah dapur yang terletak di samping kamar. Tak ditemukan pisau, ia berjalan ke luar. Di depan rumah penduduk, tak jauh dari mes, ia melihat cangkul. Cangkul itu ia ambil dan dibawa ke kamar.
Saat RA ke luar kamar, Rahmat Arifin memperkosa korban. Sedangkan Imam terus membekap wajah Eno dengan bantal. RA masuk ke kamar korban membawa cangkul. Benda inilah yang digunakan RA dan Arifin secara bergantian untuk membunuh Eno.
JONIANSYAH HARDJONO
Baca juga:
Karyawati Diperkosa & Ditusuk Gagang Cangkul: Ini 3 Setan Pemicunya
Karyawati Diperkosa & Dibunuh: 31 Adegan, Pelaku Sempat Bercumbu