Kondisi bantaran Sungai Ciliwung di Jakarta, 18 Mei 2016. Ahok bersama tim menyusuri sungai arah Condet, Pasar Minggu, Kebon Baru, dan Kampung Melayu. TEMPO/M Iqbal Ichsan
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menemukan bahwa beberapa industri rumahan sebagai penyebab air Sungai Ciliwung tercemar saat melakukan pengecekan sungai tersebut bersama Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) selama kurang-lebih dua jam, Rabu, 18 Mei 2016.
"Banyak industri yang membuang limbah saat banjir. Limbah mereka simpan dulu, begitu air Bogor datang dan masuk ke got pabrik, sampah akan terbawa keluar. Hal itu bisa dirasakan dari baunya," kata Ahok setelah menelusuri Sungai Ciliwung.
Melihat keadaan itu, Ahok meminta Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana dan Wali Kota Jakarta Selatan Trin Kurniadi untuk segera membereskan area sungai. Meski begitu, dia mengatakan pemerintah provinsi tak akan serta-merta menutup izin industrinya.
"Jadi kami tidak menutup izinnya, tapi mencocokkan amdal (analisis dampak lingkungan)-nya. Begitu amdal-nya tidak cocok, akan kami tutup," ujar Ahok.
Dalam penelusuran kali ini, Ahok sekaligus mengecek langsung sejauh mana normalisasi sungai dilakukan. Dari 19 kilometer panjang Sungai Ciliwung, baru 9 kilometer yang sudah dipasang sheetpile atau papan turap, atau 47 persen.
Tim normalisasi juga menemukan bahwa beberapa area tidak perlu dipasang sheetpile karena sudah ada batuan sedimen yang sangat kuat. "Ini batu alam yang sangat kuat, itu bukan hanya pasir batu, tapi sudah menjadi batuan. Orang kampung bilangnya cadas. Batu sedimen begitu baik, tentu kalau di-sheetpile saya protes," tutur Ahok.
Beberapa area sungai juga terpantau lebih dangkal dari bagian lain. Namun Ahok mengatakan tidak bisa terburu-buru mengeruk sungai tersebut dengan alat berat lantaran akan menyebabkan rumah-rumah di sekitar bantaran sungai roboh.
"Tadi perahu tersangkut berapa kali? Kenapa enggak dikeruk dulu? Nanti rumah reklamasi akan roboh. Masalahnya hanya rumah susun. Tahun depan 20 ribu unit sudah selesai," ucap Ahok.