Ahok: Hampir Semua Pembelian Tanah di DKI Gak Beres  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Senin, 13 Juni 2016 12:47 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menghadiri Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Partai Nasdem, di Kantor DPP Nsdem, Kamis, 9 Juni 2016. TEMPO/Larissa

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan pekerjaan rumah dalam ulang tahun Jakarta yang ke-489 tahun ini adalah masalah kemacetan. Namun pekerjaan rumah yang paling besar adalah amburadulnya birokrasi dalam penyediaan dan pembelian lahan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Hampir semua pembelian tanah enggak beres. Jadi, kayak ada mafia tanah. (Orang) yang baik-baik yang enggak mau kasih komisi, (akan) dibolak-balik (seperti) pingpong. Selalu begitu," kata Ahok di Balai Kota, Senin, 13 Juni 2016.

Untuk itu, kata Ahok, Pemerintah DKI sedang berupaya memperbaiki sistem birokrasi dengan menghilangkan transaksi tunai. Semua bentuk transaksi dalam pembelian lahan harus dilakukan dengan transfer melalui rekening resmi.

Sampai saat ini, Ahok mengatakan masih sulit mencari bukti kejahatan dari mafia tanah ini sehingga tidak bisa serta-merta memecat mereka. Namun ia yakin lama-lama akan terlihat dari perangai yang dilakukan oleh pihak tak bertanggung jawab tersebut. "Kan sekarang bagaimana mau buktiin. Dia cuma selalu alasan ini enggak bisa (dibeli)," kata Ahok.

Pembelian kerap terhambat karena ada pihak yang mengatakan tanah yang direncanakan akan dibeli ternyata terkendala. Kadang mereka meminta agar Pemerintah DKI membayar apa adanya sehingga berisiko pelanggaran. Ahok menyebutkan hal itu sebagai jebakan, seperti dalam pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

"Nota dinas (bisa) mengatakan 'ini tidak bisa dibeli karena kekurangan surat keterangan ini, ini, ini'. Tapi kalau lewat calonya, lancar saja semua, tuh. Tanah kami yang dikemplang saja bisa dibayar kok. Diganti juga bisa, kok," tutur dia.

Ahok berencana memecat satu paket pejabat di kedinasan yang banyak melakukan pelanggaran. Setelah itu, Ahok juga berencana mengambil pegawai swasta untuk dijadikan pegawai negeri, namun masih menunggu peraturan pemerintah yang mengatur hal tersebut. "Ini kalau mau pecat, mesti pecat satu set ini. Bukan cuma kepala dinas lagi, bisa satu set semua dibuang," ujar Ahok.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

4 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

33 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

33 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

48 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

51 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

52 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

52 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

56 hari lalu

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

14 Februari 2024

Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

Paslon Ganjar-Mahfud memimpin suara di TPS tempat Ahok menyalurkannhak suara.

Baca Selengkapnya