Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menerima warga Kampung Baru Muara Angke yang protes tempat tinggalnya akan digusur sebelum Idul Fitri di Balai Kota, Kamis, 9 Juni 2016. TEMPO/Larissa
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melarang seorang wartawan media onlinearah.com masuk ke kantornya dan melakukan wawancara.
"Saya tidak ada kewajiban menjawab pertanyaan Anda. Saya tegaskan itu, bolak-balik ngadu domba. Pokoknya enggak boleh masuk sini lagi, enggak boleh wawancara," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta kepada reporter arah.com hari ini, Kamis, 16 Juni 2016.
Ihwal kemarahan Ahok itu bermula ketika ia ditanya mengenai adanya keterkaitan suap reklamasi dengan aliran uang Rp 30 miliar dari pengembang reklamasi kepada Teman Ahok, melalui Sunny Tanuwidjaja dan Cyrus Network. Mantan Bupati Belitung Timur itu menganggap bahwa isu aliran uang Rp 30 miliar merupakan salah satu upaya untuk menyerangnya dan merusak citranya sebagai pejabat bersih.
Ahok menegaskan bahwa dirinya merupakan pejabat bersih dan konsisten menyerukan pemberantasan korupsi. "Kamu enggak pernah dengar pejabat sekelas saya ngomong konsisten dari DPRD, bupati, sampai DPR RI, sampai sekarang (jadi Gubernur). Konsisten saya teriakkan itu," ujar Ahok.
Kemudian, wartawan itu bertanya, "Berarti tidak ada pejabat yang sehebat Bapak?"
Ahok menganggap pertanyaan itu sebagai tuduhan dan mau mengadu domba dirinya. Lantas, Ahok juga menanyakan nama media asal wartawan tersebut. "Anda dari koran apa? Makanya lain kali tidak usah masuk sini (Balai Kota) lagi, tidak jelas kalau gitu."