DKI Bisa Larang Bekasi Buang Sampah di Bantar Gebang

Reporter

Editor

Selasa, 15 Juli 2003 09:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemda DKI akan melarang Pemerintah Kota Bekasi membuang sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, jika hasil perjanjian antara kedua belah pihak soal TPA sampah tidak diperpanjang. Lahan itu kan milik kami, kata Gubernur DKI Sutiyoso di Balaikota DKI, Senin (13/1). Seperti diberitakan sebelumnya, perjanjian penggunaan TPA Bantar Gebang, Bekasi di lahan milik Pemda DKI itu akan berakhir Desember 2003. Di masa depan, Pemda DKI memang berencana meninggalkan lokasi tersebut dan mencari alternatif lain. Kami kan mempunyai target mengalihkan sistem sanitary landfill itu ke teknologi pengolahan sampah. Nah, kami sudah membuat perjanjian dengan empat atau lima perusahaan, tapi itu memang belum menghabiskan semua sampah di DKI. Sisanya akan kami tawarkan ke peminat lain, ujarnya. Mengenai perjanjian kerjasama dengan beberapa perusahaan asing yang diundur, Sutiyoso mengatakan bahwa masalah finansial yang terkadang menjadi hambatan bagi perusahaan-perusahaan tersebut. Ya paling tidak kalau akhir tahun ini tidak bisa semua sampah diolah, tinggal sisa sedikit saja, ujar Sutiyoso dengan yakin. Sejak tahun 2002 yang lalu, Pemda DKI berencana untuk bekerja sama dengan investor dari Cina dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Rencananya, sampah yang akan ditampung di Marunda, Jakarta Utara akan diolah menjadi energi (waste energy). Kepala Dinas Kebersihan DKI, Selamat Limbong, mengatakan, pihaknya hanya berkewajiban memasok sampah sebanyak 1.500 ton per hari ke lokasi tersebut. Sementara itu di Duri Kosambi, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, juga akan dibangun tempat pengolahan sampah menjadi pupuk cair dan padat. Seperti di Marunda, Dinas Kebersihan juga berkewajiban menyetor 1.500 ton sampah perhari. Investor perusahaan pengolahan sampah ini berasal dari Australia dan swasta Indonesia. Selain itu, di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, juga akan dibangun pengolahan sampah padat. Sampah yang disetor akan dipadatkan dengan lapisan high density poly ethylene (HDPE). Sampah yang dipadatkan itu bisa digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya menguruk tanah. Investor dari Jerman dan perusahaan swasta nasional akan dilibatkan dalam pengelolaan sampah ini. Namun, karena alasan keamanan akibat ledakan bom Bali akhir tahun lalu, dua perusahaan pengolah sampah lainnya, seperti PT Putra Bakti Mahkota, dan PT. Inferindo Global, menunda kerjasamanya dengan Pemda DKI hingga Maret nanti. Putra Bhakti yang sebagian sahamnya dimiliki PMA dari Amerika ini akan mengolah sampah di Marunda menjadi bahan kimia, etil alkohol. Sementara itu, Inferindo yang sahamnya dimiliki PMA dari Kanada ini akan membangun pengolahan sampah menjadi kompos, pupuk cair dan pupuk padat (sistem bio vertilyzer). (Dimas Adityo-Tempo News Room)

Berita terkait

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

55 detik lalu

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

2 menit lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

Alasan Penderita Asam Urat Wajib Hindari Ikan Tongkol

3 menit lalu

Alasan Penderita Asam Urat Wajib Hindari Ikan Tongkol

Bagi penderita asam urat harus menghindari makanan laut, seperti ikan tongkol. Lantas, mengapa demikian?

Baca Selengkapnya

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

8 menit lalu

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

Ketum ProjobBudi Arie juha mengatakan belum ada arahan khusus dari Jokowi mengenai pilkada.

Baca Selengkapnya

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

9 menit lalu

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

Ketika ditanya peluang Jokowi masuk partai lain, Budi Arie meminta publik menunggu. Dia juga bicara soal peluang Jokowi masuk Golkar.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Level Rp 1.325.000 per Gram

11 menit lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Level Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini stagnan dengan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

18 menit lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Cara Menyematkan Komentar di Postingan Instagram

19 menit lalu

Cara Menyematkan Komentar di Postingan Instagram

Sekarang pengguna dapat dengan mudah menyematkan komentar di Instagram untuk meningkatkan pengalaman berbagi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

20 menit lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Siksa Neraka Ditayangkan di Netflix, Para Pemeran dan Sinopsisnya

21 menit lalu

Siksa Neraka Ditayangkan di Netflix, Para Pemeran dan Sinopsisnya

Sejak 25 April 2024, Netflix mulai menanyangkan film Siksa Neraka

Baca Selengkapnya