Komjen Budi Waseso melihat sebuah senjata saat meluncurkan empat senjata terbaru PT. Pindad di Kementerian Pertahanan, Jakarta, 9 Juni 2016. Keempat senjata ini mendukung fungsi yang berbeda-beda. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Jenderal Budi Waseso mengaku belum ada komunikasi dengan Partai Gerindra terkait dengan usul yang menjagokan dirinya berpasangan dengan Sandiaga Uno dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Jika ada pihak yang mencalonkan, dia akan meminta petunjuk Presiden.
"Sampai hari ini saya tidak ada komunikasi dengan siapa pun. Kalau memang betul ada, ya, saya harus mohon petunjuk Presiden juga," kata pria yang akrab disapa Buwas itu, Kamis, 14 Juli 2016, di Istana Negara, Jakarta.
Buwas mengatakan hingga saat ini dia masih Kepala Badan Narkotika Nasional. Karena itu, semua kegiatan di luar kepentingan BNN harus seizin Presiden. "Karena saya ini kan di bawah kepemimpinan Presiden," ujarnya.
Keinginan menduetkan Buwas-Sandiaga ini mencuat di internal Gerindra. Diberitakan sebelumnya, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Sufi Dasco Ahmad, mengatakan peluang Budi Waseso untuk maju sebagai calon Gubernur DKI semakin besar.
Buwas tak menjawab eksplisit saat ditanya kesediaannya bila benar ada pinangan Gerindra. Bagi dia, soal jabatan itu bukan mau atau tidak mau, tapi merupakan amanah. Amanah itu harus dijalankan sesuai kompetensi seseorang. "Nanti dilihat kompetensinya. Orang tidak boleh asal-asalan saja, bekerja asal-asalan. Kalau saya ditunjuk tapi saya tidak punya kompetensi di situ kan tidak mungkin juga."
Lebih jauh dia menganggap keinginan menjadikannya sebagai calon Gubernur DKI itu mungkin saja muncul dari keinginan sesaat kelompok masyarakat. Bagi dia, hal tersebut boleh-boleh saja.
Lalu, apa penilaian Buwas terhadap Sandiaga? "Saya justru belum kenal. Jadi, kalau dipasang-pasangkan kan boleh saja, namanya orang berharap kan bebas," tuturnya santai.