Transkrip Omongan Ahok yang Bikin Panas Risma  

Reporter

Editor

Suseno TNR

Senin, 15 Agustus 2016 08:13 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri); Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. dok.TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Kamis malam pekan lalu, 11 Agustus 206, seolah menjadi babak baru dalam persaingan menuju kursi DKI-1 dalam Pemilihan Kepala Daerah 2017. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendadak menggelar keterangan pers di kantornya. Emosional pemimpin wanita itu menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dinilai menyinggung warga Surabaya dan dirinya. (Baca: Disindir Ahok, Risma: Serang Aku Saja, Jangan Surabaya)

Baru kali pertama itu Risma, yang menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sejak 2015, seakan meledak menangkis pernyataan Ahok. Sebelumnya, Ahok pernah menyinggung dirinya dengan membandingkan dengan Presiden Joko Widodo. Namun, waktu itu yang menanggapi pernyataan tajam Ahok adalah pejabat Pemerintah Daerah Kota Surabaya dan PDIP Surabaya. (Baca:Ahok Terkesan 'Adu Domba', Ini Jawaban Anak Buah Risma)

Pertama kali Ahok “berurusan” dengan Risma adalah ketika mantan Wali Kota Belitung Timur, Kepulauan Riau, itu menyebut ada permintaan mahar dari partai jika ingin maju dalam pemilihan kepala daerah. Waktu itu, dari Surabaya, Risma membantah ada permintaan uang dari PDIP sebagai syarat dukungan. (Baca: Sindir Ahok, Risma: Saya Tak Beri Mahar Sepeser pun ke PDIP)

Konflik terbaru Ahok vs Risma dipicu pernyataan Ahok yang intinya menyebut Jakarta tak bisa dibandingkan dengan Surabaya. Ibukota Jawa Timur itu dianggap laksana Kota Administratif Jakarta Selatan di Provinsi DKI Jakarta. (Baca: Disebut Ahok Surabaya Seluas Jaksel, Risma: Penghinaan)

Santer dikabarkan komentar panas Ahok di Balaikota pada Kamis, 11 Agustus 2016, itu berkaitan dengan pembangunan trotoar di Surabaya. Tenyata, berdasarkan transkrip wawancara dengan pers, tak ada kaitannya antara omongan Ahok soal trotoar di Surabaya dan membandingkannya dengan Jakarta Selatan. Begini jelasnya:

Ada yang membandingkan kondisi trotoar di Jakarta dengan yang di Surabaya? Di Surabaya itu lebih tertata…
Ya, memang. Makanya kami mau belajar dari Bu Risma. Bu Risma menata itu butuh tahun yang lama. Bu Risma kebetulan (pernah menjabat) dari Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, lalu Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya, lalu Wali Kota lima tahun. Itu sudah di atas sepuluh tahun itu. Di Jakarta, ada 2.700 kilometer trotoar yang harus total kami bangun. Kasih saya waktu. Saya beresin. Sekarang sudah beberapa prototype kami punya.

Butuh dua periode?
Saya enggak usah dua periode. Tahun ini juga kelihatan sampai Oktober. Minimal prototype jalan utama kamu sudah lihat beda. Supaya kamu mengerti, sebenarnya ada modelnya. Masalah di Jakarta itu suka ada trotoar, tetapi enggak ada ducting (saluran utilitas). Jadi, (saat) orang gali kabel fiber optik, PLN, (mereka) bongkar (trotoar) lagi.

Sekarang saya wajibkan bikin model ada trotoar, (dengan pakai) semen aja. Saya enggak mau (pakai) keramik, enggak mau batu alam. Itu nanti pakai main disemen tetapi ada juga beberapa daerah yang musti ada resapannya. Itu yang kami bikin di Taman Pandang Istana. Itu semennya bisa menyerap air (thrucrete). Kami sudah ujicoba di Tebet juga.

Nah, kalau itu sudah ada, terus ada boksnya, (ketika) turun (pasang kabel) kira-kira 2,5 hingga 2,8 meter, supaya (pada saat) gali kabel semua lewat boks bawah. Sehingga trotoar enggak dibongkar lagi (pada saat menggali kabel utilitas). Kalau (gali), (harus) bongkar (trotoar) lagi. (Terus saat penggalian selesai, conblock) dirapihinnya enggak rapi lagi (pasang) conblocknya. Kami enggak mau lagi (pakai) conblock, enggak mau lagi dengan keramik.

Bagaimana dengan jalan perkampungan?
Total mau beresin itu 2.700 kilometer. Itu (jaraknya) dua kali jalan Jakarta ke Surabaya: Jakarta – Surabaya, Surabaya - Jakarta. (Jarak) Jakarta - Surabaya itu kira-kira 1.300 kilometer, kan? Memang, (ada) masalah (dengan) trotoar. Tinggal bereskan.

Soal pelebaran trotoar, bagaimana?
Pelebaran sesuai jalan. Jadi misalkan luas jalan itu empat jalur, (lalu) di depan jadi tiga jalur), maka (sisa) yang satu jalur yang lebih ini akan kami buat trotoar yang lebar. Supaya dia (jumlah jalur) konsisten. Jadi kalau dia (jalur) tiga lajur, (sebaiknya) tiga terus lajurnya. Kami enggak mau ada 4-5 (jalur), terus jadi 2-3 (jalur). Pasti (akibatnya) macet, karena orang kita enggak disiplin.

Kalau di luar negeri kan, (bahu jalan) dicat, dikasih markah, supaya dia konsisten. Orang kita markah (jalan) dia enggak mengerti juga. Di mana aja jalan, dia jalan. Sekarang kalau bikin trotoar, masalah (ada) di sepeda motor. Motor pasti naik (ke atas trotoar). Kami (sudah) bikin penahan tiang motor, (tetapi) yang pakai kursi roda enggak bisa masuk.

Makanya kami ambil lagi dari Jepang, dari organisasi disabilitas. (Mereka) Bikin (tiang atau palang) yang (bentuknya) 'S' terbalik yang kayak di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). (Tiang atau palang) yang huruf ‘S’ terbalik, buat pagar. (Tetapi) kursi roda masih bisa masuk, motor enggak bisa melengkung karena terlalu menekuk. Nah, model-model itu yang kami lakukan. Kami saudah punya prototype-nya. Ada dari Turki, dari Jepang, lah. Kami contek Jepang.

(Lalu Ahok menjelaskan sosialisasi Undang-Undang Lalu Lintas, menderek mobil parkir di area tnpa tanda larangan parkir, hingga terowongan underpass)

Terkait politik nih, Pak…
Lu, demen amat sama politik, ha…ha…ha…

Pendukung masih tiga partai. Anda merasa ditinggal oleh partai politik?
Kalau kamu punya istri tiga masih merasa enggak punya istri, nggak? Ha…ha..Serakah amat siiih, udah tiga masih merasa kurang

Mau menjalin komunikasi dengan partai lain?
Komunikasi jalan terus, semua baik-baik kok.

Soal Risma yang semakin kencang mau ke Jakarta. Ada tanggapan?
Kamu tanya sajalah, susah sih saya ngomongnya, ya enggak? Yang pasti saya katakan Jakarta membutuhkan banyak orang yang sudah terukur, teruji. Supaya kalian enggak beli kucing dalam karung. Itu yang saya katakan (supaya) orang bisa bandingkan.

Nanti saya pengen kalau waktu pencalonan itu debatnya itu, (soal) program. Misal, kayak tadi dia (Ahok menunjuk seorang wartawan) bilang, 'Ini Jakarta bagaimana nih? Kok beda banget sama Surabaya. Surabaya trotoarnya sudah rapih, Jakarta kok belum?'. Misalnya kayak gitu kan, nah itu yang sehat.

Kami akan jelaskan kepada masyarakat, Surabaya itu cuma Jakarta Selatan, gitu lho. Ini (DKI Jakarta) bukan cuma Jakarta Selatan ini. (DKI Jakarta) ini Utara, Pusat, Timur, Barat. Itu beda, gitu lho.

Jadi komparasinya mesti bandinginnya, misal Jakarta Pusat. Menurut kamu kalau cuma di tengah kota ini bagus enggak? Ya, bagus lah (Jakarta Pusat) cuma sini doang, kok. Makanya itu saya katakan ini menarik, nah kami harapkan banyak calon kepala daerah (lain) datang (ke Jakarta). Ini menarik, kan?

Nanti kami jelasin tergantung orang Jakarta. Saya jelasin, nah saya butuh waktu. Kadang kan kami (perlu) ngatasin orang di sini, kami baru lima tahun nih, belum lima tahun tapi udah kelihatan toh apa prioritasnya. Sungai dulu, beli alat dulu. Itupun dikerjain dua-tiga tahun dengan e-budgeting.

(Ahok kemudian menerangkan mengenai e-budgeting, anggaran daerah, dan rumah susun)

Sudah siap debat sama Risma?
Kalau sudah petahana, siap enggak siap juga kamu mesti siap. Kecuali kamu enggak mau ikut lagi. Justru saya berharap banyak kepala daerah ikut. Supaya, nanti kan masing-masing kepala daerah akan sampaikan.

Misalnya, kamu dari kota A, kamu ngomong: 'Jakarta enggak ada apa-apa. Bandingin kota gue dong.' 'Kota gue lampu jalan beres, tong sampah dimana mana.'

Itu kan (misalnya) versi kota A. 'Mana Jakarta? jelek banget tong sampahnya.'

Nah, kami bisa bilangin alasannya apa. Kami juga bisa korek-korek (kinerja kepala daerahl ain) dong. 'Tong sampah lu bagus. Coba lihat kali lo. Payah, masih tergenang. Hijau lu kurang.'

Lama-lama mendidik seluruh Indonesia. Orang Indonesia mulai mikir nih, 'oh gitu ya standar kepala daerah.' Pasti (mereka) akan bandingin.

(Selanjutnya, Gubernur Ahok menjawab pertanyaan pers soal dukungan partai, komunikasi dia dengan PDIP serta Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, hubungan dengan Djarot Dsaiful Hidayat, hingga pengumuman calon di saat-saat akhir)

LARISSA HUDA | JOBPIE SUGIHARTO

Berita terkait

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

21 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

3 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

5 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

34 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

34 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

49 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

52 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

53 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

53 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

57 hari lalu

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.

Baca Selengkapnya