Jika Cuti Kampanye, Ahok Tak Percaya Penjabat Penggantinya  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 6 September 2016 12:33 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat tiba sebelum menjadi saksi dalam sidang dengan terdakwa Mohamad Sanusi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 5 September 2016. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tak percaya kepada pegawai negeri yang akan menjadi penjabat sementara jika ia cuti kampanye dalam pemilihan kepala daerah DKI 2017. Ahok beralasan, banyak pegawai negeri sipil yang masih belum berperilaku baik dan jujur.

Ahok saat ini tengah mengajukan uji materi atas Pasal 70 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada kepada Mahkamah Konstitusi yang isinya mengharuskan calon gubernur inkumben cuti kampanye selama sekitar empat bulan. Ahok menolak cuti dengan alasan masa kampanye itu bertepatan dengan pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2017.

Jika cuti, Ahok akan digantikan Wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. Namun, jika Djarot juga maju dalam pilkada, pelaksana tugas gubernur diberikan kepada Sekretaris Daerah Saefullah.

Belakangan, Saefullah dikabarkan juga akan ikut bertarung dalam perebutan kursi DKI-1. Beberapa waktu lalu, Saefullah telah mengikuti seleksi dan uji kepatutan yang digelar Partai Gerakan Indonesia Raya. Ia sebelumnya dikabarkan akan mendampingi Sandiaga Uno, calon kepala daerah yang diusung Gerindra. Jika keduanya sudah ditetapkan sebagai pasangan calon, Saefullah harus melepas jabatannya sebagai PNS.

Dengan begitu, Kementerian Dalam Negeri harus mengirim utusan yang berasal dari kalangan PNS untuk mengisi kekosongan kursi Gubernur DKI. Menurut Ahok, ia khawatir yang menggantikan posisinya bukan orang baik. Karena itu, ia mengajukan uji materi UU Pilkada.

"Kalau birokrat kita baik, semua (tatanan negara) baik. Kita bukan suuzan, ya. Ini negara sudah hebat, Indonesia sudah hebat, kalau semua birokrat kita baik," ucap Ahok di Balai Kota, Selasa, 6 September 2016.

Ahok berujar, banyak pejabat di Indonesia yang masih melakukan korupsi. Apalagi, tutur dia, belum ada kebijakan yang mengatur pencatatan harta terbalik bagi pejabat yang terpilih. Jadi sulit membuktikan pejabat yang korupsi berdasarkan harta yang ia miliki.

"Jadi enggak usah membuktikan (kalau ada pembuktian terbalik harta pejabat). Kalau sekarang, kan, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), capek lho. Sudah ketangkep tangan saja masih galak, masih mau fitnah," tuturnya.

Kepala Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri Widodo Sigit Pudjianto sebelumnya menyatakan kekhawatiran Ahok berlebihan soal cuti kampanye ini. Widodo mengatakan, jika gubernur dan wakilnya serta sekretaris daerah secara bersamaan ditetapkan sebagai calon dalam pilkada, ia memastikan pemerintah akan mempertimbangkan secara saksama. Pemerintah dipastikan akan memilih seseorang yang mampu dan mumpuni dalam menjalanakan tugas kepala daerah.

"Maka gubernur tidak usah khawatir berlebihan atas tugas apa yang telah menjadi agenda sebelumnya, termasuk pembahasan APBD, karena dalam hal ini pasti pemerintah menyiapkan aparatur terbaik dalam menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta," ucap Widodo kemarin.

LARISSA HUDA



Baca juga: Heboh Soal Pizza: Inilah 3 Hal Aneh Sekaligus Merisaukan




Advertising
Advertising

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

1 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

4 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

5 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

8 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

10 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

39 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

39 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

54 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

57 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya