Ilustrasi pengujian makanan dan minuman mengandung bahan berbahaya. ANTARA/M Risyal Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - PT Hassana Boga Sejahtera, produsen pengolahan makanan pendamping air susu ibu merek Bebi Luck membantah produk mereka mengandung bahan berbahaya.
"Saya menyambut baik apa yang dilakukan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) kemarin, kami sangat membutuhkan pembinaan ," kata Direktur PT Hassana Boga Sejahtera Lutfil Hakim di kompleks pergudangan Taman Tekno Blok L2 Nomor 35 Kecamatan Setu, kota Tangerang Selatan, Sabtu 17 September 2016.
Dalam pernyataan oleh BPOM Banten kemarin dikatakan bahwa produk Bebi Luck mengandung bahan yang bisa menyebabkan diare serta belum memiliki izin."Kami memang belum memiliki izin usaha industri, sebab kami sedang memprosesnya. Pada Jumat kemarin izin tersebut sudah selesai, Senin besok akan kami daftarkan ke BPOM," ungkapnya.
Menurut Lutfil produk buatannya ini tidak mengandung bahan yang berbahaya karena dirinya sangat mementingkan kualitas agar anak balita yang mengkonsumsinya dapat sehat.
"Kalau dikatakan ada kandungan bakteri Escherichia coliserta bakteri coliform yang berlebihan saya rasa tidak benar, kami di sini menggunakan bahan baku alami dan sudah ada uji yang menyatakan produk kami aman untuk dikonsumsi," kata Lutfil.
Dalam pengujian melalui Tuv Nord, kataLutfil, hasilnya tidak ada kandungan bakteri E coli dan bakteri coliform.
Pada Kamis, 15 September 2016 lalu, BPOM Banten menggerebek salah satu pabrik di komplek pergudangan Taman Tekno, Kota Tangerang Selatan.
"Sebelumnya produk ini memiliki izin Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT), karena dikatakan tidak layak oleh Pemda maka mereka pindah dan menyewa gudang serta tidak memperbaiki izin terkait," kata kepala BPOM Banten Muhammad Kashuri Kamis, lalu.
Menurut Kashuri penjualan produk ini dilakukan secara online dan dijual ke luar kota, pihak BPOM sudah dua bulan memantau pabrik dua lantai ini. "Pabrik ini memproduksi pangan yang tidak sesuai ketentuan anjuran sehingga bisa membahayakan balita yang mengonsumsinya," kata Kashuri.