Amien Rais saat menghadiri Rapat Akbar "Memilih Pemimpin Santun dan Pro Rakyat", di Pasar Lorong Permai, Jakarta Utara, 18 September 2016. Tempo/Egi Adyatama
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais mengatakan partainya bersama kelompok ulama dan tokoh Islam di Jakarta belum menentukan pasangan calon yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah 2017. Yang pasti, menurut Amien, kelompoknya tegas menolak calon nonmuslim.
"Jadi kami dan partai masih mendata, masih mempertimbangkan untuk menang. Siapa dan apa. Saya kira ini masalah krusial," kata Amien di Masjid Istiqlal, Ahad, 18 September 2016.
Faktor krusial yang dimaksud Amien adalah belum adanya sikap yang pasti dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tentang siapa calon yang didukung. Faktor PDIP menjadi penting karena partai itu memiliki kursi terbanyak di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, yakni 28 kursi. "Masih ada faktor menunggu Ibu Megawati juga. Jadi di sini memang keseimbangan ada di PDIP atau Ibu Mega."
Amien hadir dalam silaturahmi akbar yang digelar kelompok ulama dan tokoh Islam di Jakarta. Dalam pertemuan yang digelar hari ini, 18 September 2016, Amien bersama kelompoknya menetapkan sembilan risalah Istiqlal. Intinya, mereka menolak mencalonkan dan memilih calon pemimpin yang bukan berasal dari kalangan muslim.
Amien menerangkan, pihaknya akan terus melangkah dengan mantap serta berikhtiar. Ia menyerukan agar kelompok masyarakat Islam tidak takut sehingga dapat menyebabkan seseorang bisa mengambil jalan di luar dugaan. Amien berharap keinginannya tersebut direspons secara positif oleh partai politik.
"Sekarang ini baik di inkumben dengan partai-partainya, PDIP, Koalisi Kekeluargaan, masih saling mengintip dan saling dengar. Mungkin ini akan selesai pada 21 September nanti," kata Amien.
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998
26 hari lalu
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998
Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.