Megawati, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, dalam pertemuan dengan pengurus DPP PDIP di kediaman Mega, Menteng, 20 September 2016. Foto: Istimewa
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebutkan beberapa hal yang dibicarakan dalam pertemuan di rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati. Ahok tiba di rumah Megawati pada pukul 17.25 WIB, dan keluar pukul 18.44 WIB. Sesampai di Balai Kota, Ahok menunjukkan secarik kertas berisi Dasa Prasetya PDI Perjuangan.
Hal itu merupakan arah umum perjuangan Partai dalam menerapkan ideologi Pancasila. Dasa Prasetya berarti sepuluh janji kesetiaan, berisi sepuluh butir pemikiran kebangsaan mengenai usaha pemberdayaan dan pemerataan kesejahteraan Rakyat.
"Tahu enggak apa yg mau diperjuangin PDIP? Dasar prasetya PDIP sudah gue lakuin kek gini sih. Udah gue lakuin kayak gini bebas biaya berobat, pendidikan," ujar Ahok.
Ahok mengaku sempat ditanyakan kesediannya terkait sepuluh janji setia PDIP.
"Dia cuma tahu nanti ini bersedia enggak kalau saya pilih menjalankan ini? Saya baca kan. Wah ini sudah saya kerjain saya bilang. Tadi dikasih ini saja," kata Ahok seraya menunjukkan kertas yang diberikan oleh Pramono Anung.
Dalam pertemuan itu, Ahok mengaku tidak mendapatkan sejumlah pertanyaan dari jajaran Ketua Dewan Pimpinan Pusat yang hadir lengkap saat itu Beberapa tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Bambang Dwi Hartono dan Puan Maharani.
"Terus dia bilang Pak Ahok jangan ngomong apa gitu (soal pencalonan). (Lalu) Saya bilang 'habisnya (saya) dicegat, mereka tanya bagaimana, masa enggak saya jawab'," kata Ahok menirukan salah satu pembicara dalam pertemuan itu.