<!--more-->
Eep menyimpulkan, di kalangan pemilih Ahok dan Djarot yang mantap sekalipun, elektabilitas mereka turun 5,5 persen. Tren menurun juga terjadi pada tingkat kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja Ahok. Survei pada Oktober 2016, tingkat kepuasan terhadap kinerja Ahok sebesar 61,8 persen. Angka itu menurun 8 persen. Sebab, pada survei Juli 2016, tingkat kepuasan terhadap kinerja Ahok 69,8 persen.
Bukan kali ini saja ada survei yang menunjukkan elektabilitas Ahok turun. Selasa, 4 Oktober 2016, hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia membeberkan anjloknya elektabilitas Ahok dari 59 persen pada Maret menjadi 31 persen pada Oktober. Penurunan ini diduga sebagai bentuk ketidaksukaan warga Jakarta atas kebijakan Ahok yang dianggap gampang menggusur warga Ibu Kota.
Baca: Demi Ahok, Ruhut Siap Jika Harus Jadi Aktor Lagi
Ahok sendiri mengaku tak ambil pusing dengan hasil penelitian LSI yang menyebut elektabilitasnya menurun berdasarkan survei terakhir. Ahok justru berterima kasih karena telah disurvei oleh LSI. "Saya enggak perlu bayar lembaga survei, enak ya enggak, numpang saja gitu, kan," kata Ahok di Balai Kota pada Rabu, 5 Oktober 2016.
Bagi Ahok, kemenangannya dalam pemilihan kepala daerah nanti tidak menjadi target utama saat ini. "Saya sudah bilang, saya disumpah kan untuk merapikan Jakarta. Buat apa kamu pilih saya jadi gubernur tapi sungai semua enggak rapi?" ucapnya. Ahok mengatakan warga Jakarta memintanya menata Ibu Kota agar lebih bersih dan rapi.
Baca: Ruhut Masuk Tim Kampanye Ahok-Djarot, Ini Reaksi Demokrat
Untuk memenuhi tuntutan itu, pihaknya terpaksa menertibkan bantaran sungai yang ditempati penduduk. "Ya, mereka pindahin ke rusun, kan," tuturnya. Menurut Ahok, dulu umumnya lebar sungai 60 meter. Namun belakangan terjadi penyempitan di beberapa bagian karena diuruk dan dijadikan tempat tinggal. "Sekarang jadi 20 meter," ucap Ahok.
Ahok menyatakan kebijakan yang diambil pemerintah itu sudah tepat karena memindahkan penduduk di bantaran sungai ke rumah susun. Apalagi mereka yang tinggal di bantaran sungai—juga kolong jembatan—selalu menjadi korban banjir. Jika kebijakan itu justru dinilai negatif dan menurunkan elektabilitasnya, Ahok tak ambil soal.
DANANG FIRMANTO
Baca juga:
Keterpilihan Ahok Merosot: Inilah 3 Hal Menarik & Mengejutkan
Heboh Manifesto Komunis: Polisi Gegabah Sita Buku Malaysia