Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menanggapi tudingan dirinya yang disebut menghina Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 51 di Balai Kota, 7 Oktober 2016. TEMPO/Larissa
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Pusat Pemuda Muhammadiyah Pedri Kasman mengatakan tak akan mencabut laporannya ke polisi meski Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah meminta maaf. Pedri bersama Angkatan Muda Muhammadiyah melaporkan Ahok ke Polda Metro Jaya pada Jumat, 7 Oktober 2016.
Pemuda Muhammadiyah melaporkan Gubernur Basuki alias Ahok karena menyitir Quran surat Al Maidah saat berpidato di Kepulauan Seribu. "Ahok minta maaf silakan, itu bagus, tapi proses hukum lanjut, demi keadilan, demi menjaga wibawa hukum dan pelajaran bagi semua orang agar hati-hati dengan pernyataannya, apalagi pejabat publik," ujar Pedri pada Senin, 10 Oktober 2016.
Disinggung mengenai laporannya yang akan dilimpahkan ke Bareskrim Polri, Pedri mengaku belum diberitahu polisi. Ia pun enggan menanggapi lebih lanjut karena belum ada pemberitahuan soal itu.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya berencana melimpahkan dua laporan organisasi Muhammadiyah yang melaporkan Ahok atas dugaan penistaan agama. Juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono mengatakan berkas laporan tersebut dilimpahkan karena sebelumnya juga ada organisasi yang melaporkan hal yang sama ke Bareskrim. "Biar tidak tumpang tindih dan sudah dilaporkan duluan ke Bareskrim Polri sehingga diambil keputusan Bareskrim yang tangani," kata Awi saat dikonfirmasi, Senin.
Ahok menyampaikan permohonan maaf terkait dengan ucapannya yang mengutip salah satu surat dalam kitab suci Al-Quran, yakni Al-Maidah ayat 51. "Saya sampaikan kepada semua umat Islam ataupun orang yang merasa tersinggung, saya sampaikan mohon maaf," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 10 Oktober 2016.
Ahok mengatakan tidak bermaksud melecehkan agama Islam ataupun Al-Quran. Menurut dia, masyarakat bisa melihat video sesungguhnya untuk mengetahui suasana yang terjadi saat ia melontarkan ucapannya itu. "Tidak ada niat apa pun. Orang di Kepulauan Seribu pun saat itu, satu pun tidak ada yang tersinggung, mereka tertawa, kok," ujarnya.