Ratusan sopir busway Kopaja telah kembali beroperasi di rute masing-masing setelah sempat mogok beberapa jam karena gaji telat dibayar, 14 Oktober 2016. Tempo/Avit Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan sopir busway Kopaja kembali bekerja di trayek masing-masing setelah sempat mogok beberapa jam karena gaji telat dibayar oleh perusahaan. Mereka sempat mogok sejak pukul 03.00 hingga pukul 10.30, Jumat, 14 Oktober 2016.
Waun, 45 tahun, sopir busway Kopaja, mengatakan sopir kembali bekerja pukul 11.00 untuk mengantar penumpang dari Stasiun Manggarai ke Ragunan. "Gaji pokok kami telat dibayar sebulan," kata Waun saat ditemui di Stasiun Manggarai pada Jumat, 14 Oktober 2016.
Para sopir kemudian sepakat melakukan aksi mogok kerja di Pool Cipedak, Jakarta. Sekitar 220 armada busway jenis Kopaja sama sekali tak beroperasi. Padahal bus ini harus mengantarkan para penumpang, khususnya penumpang yang tinggal di rumah susun.
Gaji Waun dan teman-temannya belum dibayar selama lebih dari sepekan. Harusnya perusahaan Kopaja membayar gaji mereka setiap tanggal 4 atau 5. "Perusahaan berjanji akan membayar pada Selasa atau Kamis kemarin, tapi tak dibayar juga," ujarnya.
Alasan perusahaan tak membayar mereka karena gaji karyawan diminta dikirimkan melalui rekening Bank DKI Jakarta. Padahal selama ini gaji para sopir dibayar melalui rekening Bank BNI. Perpindahan rekening ini membuat gaji mereka terlambat dibayarkan.
Belum ada keterangan resmi dari perusahaan Kopaja terkait dengan kejadian ini. Saat ini semua armada telah kembali bekerja mengantarkan penumpang setelah perusahaan membayar gaji mereka. "Kalau tak dibayar, bagaimana saya membayar biaya sekolah dan uang kontrakan?" tutur Waun.
Akibat kejadian ini, banyak penumpang yang tinggal di rumah susun tak terakomodasi busway Kopaja. Rumah susun yang biasa dilewati Kopaja adalah Marunda, Rawa Bebek, dan sejumlah rumah susun lainnya. Saat ini busway Kopaja telah kembali beroperasi seperti biasa.