Sejumlah mobil yang teraprkir tertimpa pohon saat hujan deras disertai angin kencang di daerah Sudirman Jakarta. TEMPO/Ridian Eka Saputra
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari ini, angin kencang kerap melanda Ibu Kota. Tak jarang, hujan menyusul bersamaan dengan terpaan angin.
Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo mengatakan angin kencang yang terjadi merupakan akibat adanya variabilitas musim penghujan. Sebab, hujan tidak turun setiap hari.
"Ini kan sebagian besar sudah masuk musim penghujan, tapi tidak merata ke seluruh wilayah," kata Mulyono saat dihubungi Tempo, Senin, 5 Desember 2016. Ia mengatakan tak ratanya hujan itu menimbulkan akumulasi energi.
Mulyono menjelaskan, hujan terjadi akibat adanya panas radiasi. Jika dalam waktu sehari tak ada hujan turun saat musim penghujan, panas radiasi itu akan diakumulasi ke hari berikutnya. Misal, jika hari ini tak hujan, awan akan semakin tebal pada hari berikutnya.
Penebalan awan, menurut Mulyono, selalu disertai oleh angin. Sebab, angin bertiup dari suhu yang dingin menuju ke tempat bersuhu panas. Semakin tebal awan, kemungkinan angin berembus makin kencang.
Mulyono berujar, absennya hujan dalam waktu dua-tiga hari harus diwaspadai. "Kalau awan sudah matang, biasanya ada embusan angin yang kuat sebelum turun hujan," tuturnya.
Meski demikian, kuat tidaknya angin yang berembus tergantung pada suhu udara yang terjadi. Angin akan lebih kuat terjadi pada siang-sore. Sebab, biasanya suhu pada malam hari lebih dingin. Mulyono menuturkan angin kencang hanya akan terjadi jika ada perubahan suhu yang drastis.
Angin kencang yang berembus di DKI meluas ke wilayah lain. Mulyono mengatakan hal itu karena saat ini angin munson barat tengah berembus. Angin yang berembus dari Samudra Hindia itu mendominasi dan bergerak dari barat menuju timur. "Saat kondisi angin baratan dominan, pertumbuhan awannya cukup tinggi," ucapnya.
BMKG memprediksi musim penghujan akan terjadi hingga April 2017. Namun puncak musim akan terjadi pada Januari atau Februari.