Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan) didampingi Kepala Staf Kodam Jaya Brigadir Jenderal Ibnu Widodo (kiri) menyusuri Sungai Ciliwung dengan perahu karet di Jakarta, 18 Mei 2016. Ahok menyusuri Sungai Ciliwung dalam waktu dua jam perjalanan. TEMPO/M Iqbal Ichsan
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meninjau Sungai Ciliwung yang berada di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sebelumnya, Ahok juga pernah meninjau sungai tersebut dengan menggunakan perahu karet.
Setelah menelusuri kawasan tersebut, Ahok mengatakan pihaknya tidak akan membuat turap dari beton pada kawasan Jagakarsa karena masih ditemukan batu cadas di dalamnya. Hal itu sudah ia sampaikan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC).
"Kan saya sudah pernah lihat dari sungai. Nah, saya udah bilang sama BBWSCC, kalau Ciliwung keduanya ada batu cadas. Itu tidak boleh di-sheet pile sama sekali karena kita ingin menjaga Kali Ciliwung," ujar Ahok di Jalan Raya Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Januari 2017.
Sementara itu, bantaran aliran sungai yang melintasi tengah kota tetap harus diberikan dinding turap karena dikhawatirkan amblas. Sedangkan kawasan Jagakarsa tidak perlu diberi dinding supaya hewan melata seperti biawak bisa hidup.
"Kalau di bawah tadi ada batu cadas. Jadi enggak usah diapa-apakan, itu tadi cadas itu. Kali Ciliwung itu biawak lebih banyak. Yang penting bersih enggak ada sampah," kata Ahok.
Ahok mengimbau warga untuk segera mengurus surat kepemilikan tanahnya. Apalagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah membebaskan biaya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Dengan begitu, kata Ahok, warga setempat yan tinggal di bantaran sungai bisa menjual tanahnya kepada pemerintah.
"Kalau mereka mau jual ke Pemda DKI pun bisa beli jadi tempat wisata yang dikelola oleh masyarakat termasuk untuk usaha. Dia mau tanam cabe pun, nanti kita akan bagi hasil 80:20 kok," kata Ahok.