Tragedi Pohon Tumbang, Wijiyanti Kehilangan Semua Anaknya  

Reporter

Editor

Suseno TNR

Rabu, 8 Februari 2017 09:57 WIB

Wijiyanti, 52 tabun, Dan cucunya, Alfa Naufal Nareswara. TEMPO/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Depok - Alfa Naufal Nareswara tidak mau lepas dari dekapan neneknya, Wijiyati, 52 tahun. Bayi berusia sembilan bulan itu mendekap perempuan yang terlihat lelah itu. Sesekali, bocah berkulit putih tersebut tersenyum kepada tamu yang datang ke rumah Wijiyati di Perumahan Bukit Pabuaran Indah Blok H-1 Nomor 8 RT 9 RW 5, Kelurahan Pabuaran Mekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

Ibu-ibu tetangga Wijiyati masih mendatangi rumah minimalis berukuran 60 meter persegi tersebut, Selasa malam, 7 Februari 2017. Mereka datang untuk melantunkan doa bagi kedua orang tua Alfa, Rustiana Imala Putri, 26 tahun, dan Miftah Abdillah Ahmad, 26 tahun, yang tewas tertimpa pohon besar di Jalan Lenteng Agung Timur, Sabtu, 4 Februari 2017.

Baca: Pohon Tumbang di Pintu Masuk UI, Dua Orang Tewas

Di usia yang belum genap setahun, Alfa telah menjadi yatim-piatu. Dia tidak dapat lagi menyusu kepada ibunya. Padahal, sejak lahir, bayi itu sangat bergantung pada air susu sang bunda.

Kabar tewasnya kedua orang tua Alfa seperti sambaran petir di siang bolong bagi Wijiyati. Sebab, ia masih merasakan genggam erat tangan Rustiana dan suaminya memberi salam sebelum berangkat menghadiri undangan di Kalideres, Sabtu pagi, sekitar pukul 10.00.

Wijiyati sempat tidak percaya kabar duka yang menimpa anak dan menantunya. Namun kedatangan ambulans jenazah pada Selasa malam membuatnya tak berdaya. “Saya tidak percaya,” kata Wijiyati, yang air matanya terlihat menggumpal.

Wijiyati berusaha tabah. Namun ia tidak bisa membendung kesedihannya. Air matanya tumpah ketika melihat cucu pertama yang masih duduk di pangkuannya. “Doakan saja bisa tabah,” ucapnya, sedih. “Saya tidak mau mengingat lagi ya, Mas,” ujarnya kepada Tempo, yang datang ke rumahnya.

Baca: Sehari Terkumpul Rp 117 Juta untuk Korban Pohon Tumbang UI

Kepergian Rustiana menjadi pukulan besar baginya. Sebab, hanya Rustiana-lah anak yang menemaninya di usia senja. Sejak sembilan tahun lalu, Wijiyati hanya hidup berdua dengan anak sulungnya itu.

Rustiana menjadi anak satu-satunya ketika kedua adiknya telah lebih dulu meninggal. Anak kedua Wijiyati, Anugrah Dwi Putranto, meninggal lebih dulu. Setelah itu, suaminya, Suradi, meninggal pada 2007.

Setahun berlalu setelah kehilangan suaminya, anak bungsunya, Indri Apriliani, meninggal karena sakit demam berdarah pada 2008. “Tinggal Ana (sapaan Rustiana) yang menemani saya,” ujarnya.

Wijiyati kini menjadi nenek sekaligus orang tua bagi Alfa. Ia ikhlas atas kepergian anak dan menantunya dan bertekad membesarkan Alfa seorang diri. “Yang penting didoakan saja, ya, agar orang tua Alfa tenang di sana,” ujarnya.

Wijiyati kembali berdiri dan menggendong Alfa. Anak tersebut mulai menangis begitu puluhan tamu mulai berdatangan. Ibu-ibu yang datang duduk melingkar di teras rumah berukuran 3 x 4 meter. Mereka melafalkan salawat dan membuka ayat Yasin, kemudian mulai membacanya secara bersama-sama.

Ibu RT tempat Wijiyati tinggal, Nurul Sigit Hari Cahyono, mengatakan para tetangga akan berusaha membantu Wijiyati. Menurut dia, pemerintah seharusnya ikut bertanggung jawab atas kematian Rustiana dan suaminya. Sebab, suami-istri tersebut tewas tertimpa pohon di jalan. “Seharusnya pemerintah bisa mengawasi pohon yang sudah rawan tumbang. Jangan sampai membahayakan orang,” ujarnya.

Masyarakat, kata dia, sedang berusaha menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab atas kejadian ini. Apalagi, pohon yang tumbang itu membuat Alfa menjadi yatim-piatu.

Pemerintah, kata Nurul, wajib menanggung biaya hidup dan pendidikan anak Rustiana dan Miftah. Soalnya, anak korban hanya tinggal berdua neneknya. “Biaya hidup Alfa menjadi tanggungan neneknya,” ujarnya.

Baca: Jubir UI: Pohon Tumbang yang Tewaskan Warga di Luar Kampus

Wjiyati hanya mengandalkan warung kecil untuk membiayai kebutuhan hidupnya bersama anak pertamanya setelah suami dan kedua adik Rustiana meninggal. Berkat kegigihan Wijiyati, ia berhasil membiayai pendidikan anak sulungnya hingga lulus kuliah jurusan matematika di Institut Pertanian Bogor.

”Di lingkungan rumah, Rustiana dikenal sebagai anak yang pandai. Dia sering membantu ibunya dan memberikan les privat matematika sejak kuliah kepada murid-muridnya,” ujarnya. “Memang anaknya sedikit pendiam.”

Musibah yang menewaskan pasangan Rustiana dan Miftah membuat banyak orang tergerak untuk membantu anak semata wayang mereka yang kini tinggal berdua bersama neneknya.

Melalui situs Kitabisa.com, telah terkumpul bantuan mencapai Rp 212 juta dari 1.137 donatur hingga Rabu, 8 Februari 2017, pukul 06.00. Donasi yang diberikan masyarakat tersebut telah mencapai 425 persen dari target sumbangan Rp 50 juta.

IMAM HAMDI



Berita terkait

Alasan PKS Usung Kader Internal di Pilkada 2024 Kota Depok

10 hari lalu

Alasan PKS Usung Kader Internal di Pilkada 2024 Kota Depok

Imam Budi Hartono akan melanjutkan RPJMD Kota Depok 2021-2026 jika terpilih pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024

23 hari lalu

Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024

Ketua DPD Golkar Kota Depok Farabi A. Arafiq telah bertemu dengan Ketua DPD PKS Kota Depok Imam Budi Hartono untuk menjajaki koalisi di Pilkada Depok.

Baca Selengkapnya

Geger Rekapitulasi Suara di Kota Depok: Dugaan Intimidasi hingga Viral Surat PPK Mundur

57 hari lalu

Geger Rekapitulasi Suara di Kota Depok: Dugaan Intimidasi hingga Viral Surat PPK Mundur

Proses rekapitulasi penghitungan suara di Kota Depok diwarnai dugaan intimidasi. Proses rekapitulasi sempat terhenti.

Baca Selengkapnya

BPBD DKI Catat 1.258 Bencana di Jakarta Sepanjang 2023, Terbanyak Kebakaran dan Pohon Tumbang

25 Januari 2024

BPBD DKI Catat 1.258 Bencana di Jakarta Sepanjang 2023, Terbanyak Kebakaran dan Pohon Tumbang

BPBD DKI mencatat ada kenaikan bencana yang terjadi di Jakarta pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Berpotensi Membahayakan, Yogyakarta Gencar Pangkas Pohon Tua di Kawasan Wisata

18 Januari 2024

Berpotensi Membahayakan, Yogyakarta Gencar Pangkas Pohon Tua di Kawasan Wisata

Pemangkasan difokuskan pada pohon-pohon tua, seperti yang banyak terdapat di kawasan heritage Kotabaru juga alun-alun Keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP Singgung Pohon Tumbang di Depan Rumah Prabowo: Tanda Orang Tak Peduli Lingkungan Hidup

17 Januari 2024

Hasto PDIP Singgung Pohon Tumbang di Depan Rumah Prabowo: Tanda Orang Tak Peduli Lingkungan Hidup

Hasto Kristiyanto menyinggung soal tumbangnya pohon di dekat rumah Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, pada Selasa 16 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Pohon Tumbang di Dekat Rumah Prabowo Subianto Timpa Mobil Pegawai Mabes Polri

16 Januari 2024

Pohon Tumbang di Dekat Rumah Prabowo Subianto Timpa Mobil Pegawai Mabes Polri

Sebuah pohon besar tumbang dekat rumah Prabowo Subianto kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan siang ini. Mobil milik pegawai Mabes Polri terdampak.

Baca Selengkapnya

Politikus PDIP Sebut Relokasi Paksa Siswa SDN Pondok Cina 1 Bukti Keangkuhan Penguasa Depok

11 Januari 2024

Politikus PDIP Sebut Relokasi Paksa Siswa SDN Pondok Cina 1 Bukti Keangkuhan Penguasa Depok

Wakil Ketua DPRD Kota Depok dari Fraksi PDIP, Hendrik Tangke Allo, menilai relokasi paksa siswa SDN Pondok Cina 1 bukti keangkuhan penguasa Depok.

Baca Selengkapnya

Puting Beliung Landa 3 RW di Gunung Sindur, BPBD Kabupaten Bogor: Banyak Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga

7 Januari 2024

Puting Beliung Landa 3 RW di Gunung Sindur, BPBD Kabupaten Bogor: Banyak Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga

BPBD Kabupaten Bogor belum periksa kerusakan gedung BRIN karena fokus evakuasi rumah penduduk yang tertimpa pohon tumbang akibat puting beliung.

Baca Selengkapnya

Gedung Arsip BRIN di Bogor Porak Poranda Diterjang Puting Beliung, Sejumlah Pohon Tumbang

7 Januari 2024

Gedung Arsip BRIN di Bogor Porak Poranda Diterjang Puting Beliung, Sejumlah Pohon Tumbang

Humas BRIN Meifina Sudardjo memastikan tidak ada korban jiwa karena tak ada aktivitas di gedung tersebut saat kaca-kaca pecah dilanda puting beliung.

Baca Selengkapnya