Seorang warga membangun perahu di Kampung Akuarium, Jakarta, 4 Februari 2017. Sejumlah warga kampung Akuarium masih ada yang bertahan setelah digusur pada April tahun lalu. TEMPO/Fajar Januarta
TEMPO.CO, Jakarta - Baharuddin, 54 tahun, mantan warga Kampung Akuarium, Jakarta Utara, mengatakan menginginkan pemimpin Jakarta yang tak menyudutkan orang kecil. Dia merasa pemimpin yang ada saat ini selalu menyudutkan masyarakat kecil. "Selama ini, orang kecil disudutkan, rumah kami dibongkar," kata Baharuddin saat ditemui di TPS 17, Kelurahan/Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu, 15 Februari 2017.
Baharuddin menjelaskan, tempat tinggalnya di Kampung Akuarium dibongkar pemerintah DKI. Kemudian ia dipindahkan ke Rumah Susun Marunda, Jakarta Utara. Padahal dia adalah pedagang yang menggantungkan hidupnya di Pasar Ikan.
Setelah direlokasi pemerintah DKI, Baharuddin merasa kesulitan melakukan usahanya. Bahkan penghasilannya menurun drastis setelah dipindahkan ke Rusun Marunda. "Saya biasa satu hari dapat Rp 1 juta, sekarang cuma Rp 300 ribu."
Di Rusun Marunda, ucap Baharuddin, masyarakat yang ekonominya kecil sulit untuk hidup karena memang terbiasa bekerja di sekitar Pasar Ikan. Terlebih mayoritas warga Kampung Akuarium adalah pedagang, bukan pekerja kantoran.
Baharuddin mengaku berjualan ikan di pinggir jalan dan selama ini sering diusir Satuan Polisi Pamong Praja. Hal itu menyulitkannya untuk bertahan hidup. Karena itu, dia menginginkan pemimpin yang prorakyat kecil.