Kerusakan Daerah Aliran Sungai, BNPB: Jakarta Sudah Merah

Reporter

Kamis, 23 Februari 2017 07:52 WIB

Kawasan pemukiman padat penduduk warga Bukit Duri di bantaran Kali Ciliwung, Jakarta, 27 Agustus 2015. Pemprov DKI Jakarta hanya akan menggusur bangunan yang berada 15 meter dari Sungai Ciliwung di kawasan Bukit Duri. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Ramoangilei mengatakan Jakarta tidak bisa lagi memperbaiki daerah aliran sungai (DAS) yang sudah terlanjur rusak dan alih fungsi. Menurut Willem, kondisi DAS di Jakarta sudah merah atau rusak parah.

"Jangan berharap memperbaiki masalah penghijauan (DAS), Jakarta sudah merah," kata Willem saat konferensi pers di kantornya pada Rabu, 22 Februari 2017. Hal ini karena sebagian besar DAS sudah beralih fungsi menjadi hunian, bangunan dan lain sebagainya.

Kondisi tersebut, kata Willem, membuat air melaju ke dataran rendah tanpa terbendung. Padahal seharusnya, air bisa meresap ke dalam tanah saat mengalir. "Namun intensitas serapan air ke tanah makin berkurang, sehingga jumlah air hujan yang menuju ke dataran rendah lebih tinggi dibanding sebelumnya," ujarnya.

Menurut Willem, saat ini run off atau jumlah air yang lari ke dataran rendah rata-rata di atas 80 persen. Di Jakarta, air yang run off mencapai 85 persen, sedangkan air yang masuk tanah hanya 6 persen dan sisanya, air berproses evapotranspirasi (air yang dilepaskan tanaman dan air daratan ke atmosfer). Sedangkan di Bogor, run off air mencapai 78 persen, infiltrasi 12 persen dan evapotranspirasi sebanyak 10 persen.

Baca : BNPB Nilai Normalisasi Sungai Buat Banjir Jakarta Menurun

Di Tangerang, kondisinya lebih baik dibandingkan Jakarta. Run off air sebesar 75 persen, infiltrasi 11 persen dan evapotranspirasi 14 persen. Kota Bekasi run off air 80 persen, infiltrasi 7 persen dan evapotranspirasi 13 persen. Sebagian besar daerah di kawasan Jakarta dan sekitarnya kehilangan kemampuan untuk meresap air. Hal ini karena hilangnya DAS, alih fungsi lahan jadi pemukiman dan lain sebagainya.

Karena kondisi itu, Jakarta harus merencanakan mitigasi bencana sejak dini dengan membangun bendungan, embung, dan memperbanyak rumah pompa. Menurut Willem, Jakarta saat ini hanya bisa bergantung dengan teknologi dan pompa air untuk mengatasi banjir.

"Perilaku masyarakat juga harus berubah, dengan gotorng royong memperbaiki drainase di depan rumah masing-masing," kata dia. Dia juga berharap agar pemerintah menegakkan aturan larangan membuang sampah ke sungai.

Pemerintah juga harus menyiapkan strategi penanggulangan bencana. Contohnya dengan menjauhkan bencana dari masyarakat, menjauhkan masyarakat dari bencana atau hidup harmoni dengan bencana. "Seperti di Bojonegoro itu masyarakat justru memanfaatkan bencana banjir untuk wisata," kata Willem.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

28 hari lalu

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

35 hari lalu

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

37 hari lalu

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

48 hari lalu

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.

Baca Selengkapnya

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

58 hari lalu

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

2 Maret 2024

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.

Baca Selengkapnya

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

2 Maret 2024

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

1 Maret 2024

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.

Baca Selengkapnya

Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

1 Maret 2024

Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

Simak berita populer di kanal Metro, mulai dari banjir di Jakarta hingga upaya pembebasan pilot Susi Air di Papua

Baca Selengkapnya

Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

29 Februari 2024

Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

Dinas Gulkarmat DKI masih mencari RA, 13 tahun, yang tenggelam saat berenang di Kali Sunter, Pulogadung ketika hujan turun

Baca Selengkapnya