Pengurus Masjid Al Jihad Karet, Setiabudi, Jakarta Pusat membentangkan spanduk anti mensalati umat Islam yang terang-terangan mendukung penista agama pada Jumat, 24 Februari 2017. Tempo/Avit Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor DKI Jakarta menyatakan siap menyalati jenazah yang ditolak karena mendukung pemimpin nonmuslim. "Kami dengan sukarela siap membantu," kata Djoemenar, salah satu pimpinan cabang di GP Ansor Jakarta Timur, kepada Tempo, Sabtu, 11 Maret 2017.
Djoemenar mengatakan masyarakat yang menemukan kejadian penolakan jenazah di wilayahnya dapat menghubungi nomor-nomor call center GP Ansor, di antaranya GP Ansor Call Center: 082147032711, dan GP Ansor Call Center 2: 08179860223
"Kalau ada dari laporan warga, kami minta data dan kirim tim ke lokasi," kata Djoemenar.
Sejauh ini, Djoemenar mengaku belum ada permintaan untuk menyalatkan jenazah. Namun, dia mendapatkan laporan dari salah satu warga Kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, bahwa ada jenazah yang ditolak untuk disalatkan oleh pengurus masjid setempat.
GP Ansor, kata Djomenar, siap memfasilitasi kain kafan hingga ambulans untuk masyarakat DKI. Dia juga menegaskan kegiatan ini bersifat sukarela dan tidak dipungut biaya sepeser pun.
"Saya mewakili GP Ansor mengikuti kaidah Islam saja bahwa mensalati jenazah itu hukumnya fardu kifayah," kata Djomenar.
Djoemenar juga menegaskan keputusan organisasinya itu bukan sebagai bentuk dukungan terhadap salah satu pasangan calon dalam pilkada DKI 2017. Dia menyatakan GP Ansor dan Nahdlatul Ulama netral dalam pilkada termasuk pilkada DKI Jakarta yang akan memasuki putaran kedua pada pencoblosan 19 April.
"Kami hanya ingin meredam kegelisahan masyarakat DKI Jakarta selama prosesi pilkada berlangsung," katanya.