Pelajar yang Tawuran di Bekasi Kebanyakan dari Keluarga Miskin

Reporter

Senin, 13 Maret 2017 18:44 WIB

Para siswa yang tertangkap saat tawuran dirilis di Polda Metro Jaya, Jum'at (20/4). Polisi mengamankan 73 siswa dari 2 sekolah di Bekasi dan 1 sekolah di Jakarta Barat. Tempo/Tony Haratawan

TEMPO.CO, Bekasi - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kota Bekasi menemukan fakta bahwa mayoritas pelaku tawuran pelajar dari golongan masyarakat kurang mampu yang tinggal di kawasan kumuh dan padat penduduk.

Warga yang tinggal di kawasan itu cenderung tak memikirkan masa depannya. "Orang tua cenderung abai dengan kondisi pendidikan anak, karena memikirkan kebutuhan keluarga," kata Ketua KPAI, Kota Bekasi, Syahroni, Senin, 13 Maret 2017.

Baca juga: Polisi Bekuk Pelaku Tawuran yang Sebabkan 2 Pelajar Bekasi Tewas

Kesimpulan KPAI Bekasi didasarkan dari hasil survei terhadap pelaku tawuran pelajar di kota tersebut. Termasuk tawuran sepanjang Sabtu, 11 Maret 2017, yang menewaskan dua pelajar di dua lokasi berbeda.

Syahroni menjelaskan pihaknya melakukan observasi untuk mengetahui latar belakang keluarga, perekonomian, serta lingkungan tempat tinggal pelaku.

Ia mengatakan, anak yang tinggal di kawasan kumuh dan pemukiman padat, rata-rata pesimis dengan masa depan. Menurut dia, menjadi seorang preman yang disegani lebih mudah ketimbang mengejar cita-cita melalui pendidikan. "Orang tua saya susah, apalagi saya," kata Syahroni menyebutkan orientasi anak-anak tersebut.

Karena itu, kata dia, dengan premanisme anak-anak tersebut lebih bangga, karena mereka sendiri menganggap dapat memperlihatkan jati dirinya. "Termasuk kebiasaan merokok, bagi mereka sudah menjadi hal biasa, bukan tabu lagi," kata dia.

Syahroni mengatakan, persoalan tersebut menjadi perhatian serius. Pihaknya akan menerjunkan tim untuk mendata pelajar yang tinggal di kawasan kumuh dan padat penduduk dengan kondisi perekonomian di bawah rata-rata.

"Pendekatan terhadap pelajar dengan tingkat ekonomi bawah, menengah, atas, cukup berbeda," kata Syahroni.

Menurut dia, harus ada motivasi khusus untuk menciptakan optimisme bagi pelajar yang berasal dari kalangan warga kurang mampu, dengan tingkat sumber daya manusia keluarganya di bawah.

"Tidak cukup keluarga, semua ikut andil untuk mencerdaskan anak-anak ini," kata dia.

Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota, Komisaris Besar Hero Henrianto Bachtiar mengatakan, berdasarkan pemeriksaan sementara bahwa para pelaku tawuran tampak tak begitu menyesali perbuatannya. "Saya tanya kondisi korban, mereka mengaku tidak tahu," ujar Hero.

Simak juga: Ahok Minta Sekolah Tegas, KPAI: Sebab Skorsing Apa

Adapun, ketika diperlihatkan foto korban yang tewas, para pelaku hanya mengangguk. Ketika ditanya apakah kasihan apa tidak terhadap korban, mereka hanya menjawab "Kasihan sih Pak". "Hanya sebatas itu saja jawabannya," ujar Hero.

Untuk mengantisipasi tawuran, kata dia, kepolisian sudah memetakan seluruh sekolah baik negeri maupun swasta muali dari SMP, SMK/SMA di Kota Bekasi yang pelajarnya rawan tawuran.

"Kami akan menggelar razia secara intensif," kata Hero.

Tawuran pecah di Jalan Cut Mutia, Kecamatan Rawalumbu, pada Sabtu, 11 Maret 2017. Seorang pelajar Oliver Vito dari SMP Negeri 46, tewas terkena sabetan celurit. Dalam kasus itu, polisi meringkus tiga tersangka, antara lain RA, 16 tahun, RM (16), dan YP.

Sementara itu, tawuran di Jalan Ratna, Kelurahan Jatibening, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi menewaskan pelajar SMK Malaka Jaya, Edi Gilang Febriyanto. Dalam kasus itu, polisi meringkus mantan pelajar dari SMK Bina Insan Kamil, Indra Lesmana yang menjadi eksekutor ketika tawuran.

ADI WARSONO

Berita terkait

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

21 hari lalu

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

Golkar mengajukan tiga nama di Pilkada Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

24 hari lalu

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad, mengatakan 50 persen lebih warganya mudik ke kampung halaman

Baca Selengkapnya

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

24 hari lalu

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

Sudah ada tiga tokoh yang mendaftar untuk maju di Pilkada Kota Bekasi 2024 lewat PKB

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

33 hari lalu

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

Para tersangka pelaku pencampur BBM jenis Pertalite dengan air yang dikirim ke sebuah SPBU Kota Bekasi tersebut akan diancam pidana 6 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

7 Februari 2024

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

Pengguna KRL berharap PT KAI serius memperbaiki fasilitas publik di stasiun Bekasi itu.

Baca Selengkapnya

Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi

29 Januari 2024

Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi

Dalam pertemuan tersebut para relawan cawapres Mahfud MD tersebut menemui Ketua Pengurus GOR Bulu Tangkis Smesh, Sugeng.

Baca Selengkapnya

Prabowo ke Pendukungnya: Ada yang Kasih Duit Terima Saja, Itu Uangmu, Hasil Korupsi

22 Januari 2024

Prabowo ke Pendukungnya: Ada yang Kasih Duit Terima Saja, Itu Uangmu, Hasil Korupsi

Prabowo Subianto mengatakan, masyarakat boleh menerima money politics atau serangan fajar saat hari pencoblosan Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemkot Bekasi Bangun 10 Halte Bus Smart Modern, Fasilitas Lengkap Tapi Makan Jalur Pedestrian

18 Januari 2024

Pemkot Bekasi Bangun 10 Halte Bus Smart Modern, Fasilitas Lengkap Tapi Makan Jalur Pedestrian

Pemkot Bekasi membangun 10 halte bus dengan konsep smart modern, dilengkapi sejumlah fasilitas. Tapi ada yang memakan jalur pedestrian.

Baca Selengkapnya

Soal ASN Bekasi Pamer Jersey Nomor Dua, Camat Jatisampurna Sebut Disuruh Panitia

14 Januari 2024

Soal ASN Bekasi Pamer Jersey Nomor Dua, Camat Jatisampurna Sebut Disuruh Panitia

Bawaslu memiliki waktu 14 hari kerja atau hingga 23 Januari 2024 untuk menentukan apakah ada atau tidak pelanggaran netralitas ASN dalam kasus itu.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Bawaslu Bekasi soal Pamer Jersey Nomor 2, Camat Jatiasih: Beloon Sekali Kalau Sengaja

10 Januari 2024

Diperiksa Bawaslu Bekasi soal Pamer Jersey Nomor 2, Camat Jatiasih: Beloon Sekali Kalau Sengaja

Camat Jatiasih, Kota Bekasi, Ashari mengatakan bodoh sekali jika ASN sengaja memamerkan jersey bernomor punggung 2.

Baca Selengkapnya