Penampakan Masjid Raya Daan Mogot dari depan, 6 Maret 2017. TEMPO/Larissa
TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan nama Masjid KH Hasyim Asyari bukan diusulkan oleh Gubernur non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ini disampaikan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah kepada awak media, di Balai Kota Jakarta, Rabu, 12 April 2017.
Saefullah mengatakan pemilihan nama murni hasil rapat bersama di Balai Kota. "Murni hasil rapat bersama. Bukan Pak Ahok," ungkap Saefullah.
Menurut Saefullah, nama KH Hasyim Asy'ari dipilih karena pemikiran pahlawan nasional ini dinilai sangat menghargai kebhinekaan. "Pemikirannya global terkait keagamaan," jelas Saefullah
Sebelumnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan ada pejabat DKI yang mengusulkan namanya digunakan sebagai nama masjid. Nama Basuki Tjahaja Purnama sempat ‘diubah’ oleh Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil, menjadi Basuki Nurul Qomar. Nama ini merupakan terjemahan nama Basuki Tjaja Purnama dalam bahasa Arab.
Mengenai ini, Ahok menyatakan tidak setuju. Menurutnya, nama KH Hasyim Asy’ari lebih tepat, apalagi dekat dengan Jalan Hasyim Asy’ari.
Masjid ini rencananya akan diresmikan pada 16 April 2017. Menurut Saefullah, Presiden RI Joko Widodo akan meresmikan masjid ini. Pemilihan tanggal peresmian juga bertepatan dengan habisnya masa cuti Ahok.