Salah satu barongsai berupaya mengambil "angpao" yang diikatkan pada bambu di halaman Klenteng Kwan Kong, Manado, Sulawesi Utara, 10 Februari 2017. Pertunjukan kesenian tradisional etnis Tionghoa tersebut menjadi daya tarik bagi masyarakat Manado pada malam menjelang perayaan Cap Go Meh. ANTARA/Adwit B Pramono
TEMPO.CO, Tangerang - Event Allstar International Lion Dance Championship yang akan diselenggarakan pada 23-24 April mendatang di mal Living World, Alam Sutera, Tangerang Selatan, dijadikan pertandingan barongsai yang bertujuan untuk menyatukan bangsa. Sekretaris Jenderal Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI), Xaverius Djunair mengakui barongsai berasal dari kesenian Tionghoa.
“Bukan hanya dimainkan hanya dari satu suku, ras, atau agama, dan laki-laki saja, pada tim Barongsai ini kita menyatu semua," kata Djunair, Sabtu, 15 April 2017. Juri lokal dan internasional menilai bentuk Barongsai, kerjasama antar pemain, langkah kuda-kuda, musik, ekspresi dan juga tingkat kesulitan.
Sebagai ajang pemersatu bangsa, ujar Djunair, pertandingan ini diadakan bukan hanya untuk mencari prestasi, tetapi juga sebagai ajang silaturahmi antar pemain Barongsai. Selain itu kesenian Barongsai telah resmi menjadi salah satu cabang olahraga nasional yang dinaungi oleh FOBI. Organisasi ini sudah ada di 20 provinsi Indonesia serta menjadi anggota badan dunia yaitu International Dragon and Lion Dance Federation (IDLDF).
Saat ini anggota IDLDF sudah mencapai 35 negara yang tersebar di seluruh dunia. FOBI-pun sudah resmi menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
”Tim barongsai yang akan mewakili Indonesia adalah Kong Ha Hong yang pernah menjadi juara dunia pada 2009 di Guang Zhou.” Kong Ha Hong juga pernah menjadi juara di Indonesia pada 2014 dan 2015 di Beijing. Sedangkan FOBI Kalimantan Utara pernah menjadi juara 1 PON tahun 2016.