Ulama berorasi di depan massa gabungan dari organisasi umat Islam, warga masyarakat, dan praktisi hukum, dalam Aksi Bela Ulama di Bandung, 2 Juni 2017. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Alumni 212 Ansufri Sambo menyatakan tetap menggelar aksi Bela Ulama 96 besok meski tak dapat izin dari kepolisian. Dia mengklaim sudah menyampaikan pemberitahuan kepada Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Sambo mengatakan telah meminta izin juga kepada pengurus Masjid Istiqlal karena hendak menggelar aksi yang dikemas dalam tabligh akbar itu. "Kalau enggak dikasih izin tabligh akbar di dalam masjid, Insya Allah tetap kami laksanakan," kata dia, Kamis, 8 Juni 2017.
Menurut Sambo, penggerak aksi telah menyiapkan enam mobil komando di lingkungan masjid. Saat tarawih, mobil komando menyambungkan suara takbir dan bacaan imam dari dalam mesjid untuk jamaah yang ada di luar atau jalan.
Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Mochammad Iriawan, petang tadi menyatakan belum mendapatkan surat pemberitahuan tentang rencana Aksi Bela Ulama. Pengurus Masjid Istiqlal juga belum memberitahuan tempatnya bakal dipakai untuk aksi itu. Karena itu Iriawan mengimbau agar rencana aksi bela ulama dibatalakan. "Untuk apa lagi aksi? Gak usah lah," katanya. Dia menilai aksi tersebut tidak perlu.
Aksi bela ulama dipicu dugaan kriminalisasi terhadap pemimpin Front Pembela Islam Rizieq Syihab. Iriawan mengatakan tuduhan tersebut tidak terbukti kebenarannya. "Mau kriminalisasi gimana? Pak Din Syamsudin sudah menyampaikan, beliau ini tokoh ya, Pak Wapres (Jusuf Kalla) sudah menyampaikan, tak ada kriminalisasi," kata dia.