Sebanyak 70 ribu Pendatang Baru Jakarta Pasca-Lebaran 2017

Reporter

Jumat, 14 Juli 2017 06:35 WIB

Sejumlah pemudik sepeda motor melintasi jalur Puncak menuju Bogor dan Jakarta pada arus balik lebaran di Jalan Raya Puncak, Bogor, Jawa Barat, 1 Juli 2017. Pemudik sepeda motor jarak pendek dari Cianjur, Bandung dan sekitarnya mulai memadati jalur puncak untuk kembali ke Bogor dan Jakarta. ANTARA/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pendatang baru ke DKI Jakarta setelah Lebaran 2017 tercatat 70.752 orang. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Edison Sianturi mengatakan data itu berasal dari selisih jumlah arus mudik dengan arus balik. "Antara yang mudik dan kembali pulang, lebih banyak yang kembali," ujarnya saat dihubungi Tempo, kemarin.

Jumlah pemudik mulai H-7 hingga H+2 Lebaran tercatat 6.414.304 orang. Sedangkan jumlah arus balik ke Jakarta dari H+1 sampai H+9 mencapai 6.485.056 orang. Selisihnya mencapai sekitar 70 ribu. Namun angka itu masih bisa bertambah. "Kedatangannya tidak serentak," katanya. Angka ini lebih tinggi dibanding jumlah pendatang baru pasca-Lebaran 2016 yang mencapai 68 ribu.

Baca:
Djarot Melarang Pendatang Baru Menumpang Tinggal di Rusunawa
Usai Lebaran, 68 Ribu Pendatang Baru Bakal Padati Jakarta


Edison menjelaskan, peningkatan jumlah pendatang baru pada tahun ini terjadi lantaran waktu arus balik berdekatan dengan tahun ajaran baru, baik siswa maupun mahasiswa. Menurut dia, banyak orang datang ke Jakarta untuk bersekolah. Tak jarang, pemudik kembali membawa sanak keluarga untuk tinggal bersama di Jakarta.

Selain itu, kata Edison, banyak pendatang yang sengaja ke Jakarta untuk bertaruh nasib. "Biasanya, yang datang ke Jakarta setelah Lebaran adalah asisten rumah tangga yang memang telah dipesan," ucapnya. Menurut dia, pendatang yang mencari pekerjaan di Jakarta terdiri atas dua kriteria, yakni yang telah dan belum memiliki keahlian.

Baca juga:
Mobil Pengeroyok Hermansyah Hasil Sitaan Leasing
Gara-gara PPDB Kisruh, Bekasi Tambah Jumlah Rombongan Belajar

Edison menyarankan agar pendatang yang tak memiliki keahlian yang sesuai sebaiknya tidak perlu ke Jakarta. Sebab, jika tak mendapat penghasilan yang cukup, mereka dikhawatirkan akan membebani pemerintah DKI.

Pendatang yang tak memiliki bekal itu dikhawatirkan tinggal di bantaran kali atau kolong jembatan. Pendatang yang menyalahi aturan mendirikan bangunan di atas tanah ilegal, kata Edison, bakal ditertibkan dan dikembalikan ke wilayah asal. "Kalau petani datang ke sini kan enggak mungkin. Lahannya di mana?" tuturnya.


DEVYERNIS

Berita terkait

Jumlah Pendatang Baru ke Jakarta Diperkirakan Turun Usai Lebaran 2024

15 hari lalu

Jumlah Pendatang Baru ke Jakarta Diperkirakan Turun Usai Lebaran 2024

Jumlah pendatang baru ke Jakarta diperkirakan akan turun usai Lebaran 2024 dibanding tahun-tahun sebelumnya. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

18 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

54 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

CSIS Tanggapi Pemikiran Cak Imin, Gibran dan Mahfud Md: Urbanisasi Itu Keniscayaan, Jangan Dilarang

23 Januari 2024

CSIS Tanggapi Pemikiran Cak Imin, Gibran dan Mahfud Md: Urbanisasi Itu Keniscayaan, Jangan Dilarang

Peneliti CSIS mengkritik pemikiran Cak Imin, Gibran, dan Mahfud Md mengenai urbanisasi dalam debat Cawapres.

Baca Selengkapnya

Janji Cak Imin Kucurkan Dana Desa Rp 5 M untuk Tekan Laju Urbanisasi

21 Januari 2024

Janji Cak Imin Kucurkan Dana Desa Rp 5 M untuk Tekan Laju Urbanisasi

Jika terpilih, Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berjanji akan menaikkan dana desa untuk menekan laju urbanisasi.

Baca Selengkapnya

Pakar UGM Paparkan Tantangan Pembangunan dan Potensi Urbanisasi IKN Nusantara

26 Oktober 2023

Pakar UGM Paparkan Tantangan Pembangunan dan Potensi Urbanisasi IKN Nusantara

Pengembangan konsep smart city di IKN Nusantara seharusnya layak huni dan cerdas bagi masyarakatnya.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Gagas Kota Vertikal Terintegrasi untuk Cegah Potensi Urbanisasi IKN Nusantara

19 Oktober 2023

Mahasiswa UI Gagas Kota Vertikal Terintegrasi untuk Cegah Potensi Urbanisasi IKN Nusantara

Proyek ini berupa konsep kota vertikal untuk menangani potensi urbanisasi setelah pindahnya pusat pemerintahan ke IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Arsitektur Sedunia

2 Oktober 2023

Asal-usul Hari Arsitektur Sedunia

World Architecture Day atau Hari Arsitektur Sedunia diperingati tiap tahun pada Senin pekan awal Oktober

Baca Selengkapnya

80 Persen Pendatang Baru di Jakarta Berpendidikan SLTA ke Bawah

18 April 2023

80 Persen Pendatang Baru di Jakarta Berpendidikan SLTA ke Bawah

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta menyatakan 80 persen pendatang baru ke Ibu Kota berpendidikan SLTA ke bawah

Baca Selengkapnya