TEMPO Interaktif, Jakarta:Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyatakan 13 sungai bermuara di wilayah Jakarta tidak ada yang memenuhi prasyarat kebersihan. Dampaknya, selain membawa limbah dan mengakibatkan pencemaran, wilayah DKI Jakarta menjadi kawasan langganan banjir yang sifatnya periodik. "Saat ini Sungai di Jakarta ibarat WC Umum terpanjang di dunia," ujar Sutiyoso di sela sela festival Perahu Naga di sungai Kali Angke Jakarta Utara hari ini. Sutiyoso mengatakan sungai di Jakarta memberi kontribusi paling besar untuk datangnya banjir. Sebanyak 13 sungai yang bermuara di Jakarta, antara lain terusan dari wilayah Bekasi dan Bogor, dituding membawa sampah lingkungan dan rumah tangga. Sutiyoso berjanji pemerintah daerah akan terus menormalisasi sungai melalui program kali bersih dan pemindahan penduduk di bantaran kali. Gubernur menyesalkan tidak adanya kesadaran masyarakat yang menempati bantaran Sungai untuk segera pindah ke lokasi tempat tinggal yang lebih layak. Padahal selain rawan bencana, mereka juga terancam oleh penggusuran yang kedepannya akan ditingkatkan. Penduduk liar yang menempati bantaran sungai dituding mempercepat pendangkalan sungai, akibat sampah harian yang mereka buang. "Jika tinggal di bantaran kali kan selalu resah, tinggal menunggu waktu kapan datang banjir dan kapan akan digusur, " kata Sutiyoso. Walikota Jakarta Utara Effendi Anas menyatakan kesulitan yang ia hadapi antara lain koordinasi penanganan permasalahan sungai. Kali Angke, misalnya, ternyata kendalinya ada di pemerintah provinsi. "Secara teknis kami tidak bisa bergerak, anggaran saja kan tidak ada. Anggaran itu adanya di pemerintah provinsi dan pusat." kata dia. FERY FIRMANSYAH