BNN: Jenis Narkoba yang Masuk ke Indonesia Sudah Berbeda  

Reporter

Editor

Suseno TNR

Kamis, 20 Juli 2017 17:09 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian (tengah), Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan (kedua kiri), Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari (kiri) dan Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi (kanan) saat rilis kasus penyelundupan satu ton narkoba di Polda Metro Jaya, Jakarta, 20 Juli 2017. Narkoba ini diselundupkan melalui jalur laut. ANTARA/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Inspektur Jenderal Arman Depari mengatakan ada perubahan jenis narkoba yang masuk ke Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Saat ini narkoba yang banyak beredar adalah psikotropika aktif, seperti sabu-sabu dan ekstasi. "Awalnya heroin atau psikotropika alami, namun sekarang beralih ke psikotropika aktif," ujar Arman di Polda Metro Jaya, Kamis, 20 Juli 2017.

Baca: Modus Baru, Pengedar Narkoba Gunakan Brosur Klinik Kecantikan

Arman mengatakan heroin berasal dari segitiga emas di Asia Tenggara. Segitiga emas ini merujuk pada kawasan di bagian utara Asia Tenggara yang meliputi Burma, utara Laos, dan bagian utara Thailand.

Sedangkan saat ini, kata Arman, pasar narkoba di Indonesia lebih banyak dimasuki sabu-sabu yang berasal dari sekitaran Sungai Mekong, yang berhulu di Cina. "Mekong itu melintasi banyak negara. Mereka beroperasi di sekitar sungai dan menggunakan alur sungai sebagai jalur transportasi," kata Arman.

Tangkapan 1 ton narkoba di Anyer adalah contohnya. Arman mengatakan sabu itu berasal dari jaringan di Sungai Mekong. Kapal Wanderlust yang membawa narkoba sempat singgah di perairan Myanmar untuk mengambil narkoba sebelum masuk ke Indonesia lewat jalur pantai barat Sumatera.

Baca: Tito Karnavian Ungkap Rute Penyelundupan Narkoba 1 Ton

Kapal itu melintas di Selat Malaka untuk mencapai perairan Myanmar dari Taiwan. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan wilayah pantai timur Sumatera memang rawan akan penyelundupan.

Di sana, kata Budi, banyak pelabuhan tikus. "Pantai timur Sumatera inilah yang kemudian kami anggap risikonya relatif lebih tinggi,” tutur Heru. “Paling rawan di sektor barat Selat Malaka."

Heru mengatakan saat ini Bea-Cukai memiliki 189 kapal untuk pengawasan wilayah perbatasan. Ia menilai jumlah ini sudah cukup. Apalagi angka itu belum termasuk kapal bantuan dari Badan Keamanan Laut, Polisi Air, dan TNI Angkatan Darat.

EGI ADYATAMA

Berita terkait

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

1 jam lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

9 jam lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

1 hari lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

2 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

2 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

3 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

3 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

5 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

5 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

5 hari lalu

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

Dari kedua kurir narkoba itu, polisi juga mengamankan 6 botol liquid ganja cair dan alat hisap.

Baca Selengkapnya