Walikota Bogor, Bima Arya mengatur arus lalu lintas untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Bogor, 6 Januari 2016. Politisi PAN tersebut mengatakan, banyak persoalan yang menjadi catatan terkait kemacetan di Bogor, antara lain parkir liar di trotoar, angkot yang kerap ngetem menghambat laju kendaraan, PKL, parkir ojek yang menggunakan badan jalan, serta aktivitas warga yang menyebrang sembarangan. Lazyra Amadea Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Kota Bogor akan mengurangi penggunaan kendaraan roda dua dan pribadi dengan mengganti kendaraan angkutan perkotaan (angkot) dengan bus. Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan akan mendatangkan 160 bus mulai tahun depan. “Tiga angkutan kota dikonversi menjadi satu bus,” kata Bima di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Agustus 2017.
Konversi angkot menjadi bus dinilai lebih efektif ketimbang wacana pembatasan sepeda motor di Jalan Pajajaran, Bogor, yang direkomendasikan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), yang dibentuk pemerintah pusat. Bima mengaku belum menerima paparan resmi mengenai wacana itu. "Kami harus menghitung dampaknya."
"Kami menuju ke arah transportasi publik dan massal." Rencana mengonversi angkot menjadi bus sudah disosialisasikan dan disetujui pengemudi angkot. Tiga sopir angkot akan beralih menjadi pengemudi bus dalam tiga giliran waktu kerja.
Tidak hanya membuat kesepakatan dengan pengemudi angkot, rencana konversi sudah dimulai dengan membentuk badan hukum. Badan hukum itu, kata Bima, yang akan mengoperasikan bus.
Hasil studi Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek merekomendasikan pembatasan sepeda motor di Simpang Pajajaran-Otto Iskandardinata dan Simpang Pajajaran-Raya Tajur. Tiap jalur itu memiliki panjang sekitar 2,5 kilometer.
Para pengendara sepeda motor akan dialihkan ke jalur alternatif. Untuk rute Simpang Pajajaran-Otto Iskandardinata, pengendara sepeda motor disarankan melalui Otto Iskandardinata-Surya Kencana-Siliwangi. Rute itu panjangnya 3,5 kilometer. Jika hendak melintasi Simpang Pajajaran-Raya Tajur, jalur alternatifnya melalui Jalan Siliwangi-Lawang Gintung-Batu Tulis-Pahlawan-Jalan R. Saleh Bustaman-Djuanda-Jalak Harupat-Pajajaran dengan panjang rute 7,4 kilometer.