Rusuh di LBH Jakarta, Gerakan Rakyak Mudah Dicap PKI

Reporter

Editor

Sabtu, 23 September 2017 06:00 WIB

Massa menyerang kantor LBH Jakarta Senin dini hari, 18 September 2017. IRSYAN HASYIM

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati mengatakan munculnya isu komunis yang menyebabkan kerusuhan di gedung YLBHI dan LBH Jakarta menjadi alarm bahaya bagi gerakan rakyat yang mencari keadilan dan berdemokrasi.

Menurut Asfinawati, gerakan massa ini sebagai lagu lama Orde Baru. "Kami khawatir hal seperti ini akan menjadi awal terjadi lagi (Orde Baru)," ujarnya di kantor YLBHI, Jumat, 22 September 2017.

Asfinawati mengatakan kekhawatiran tersebut muncul karena masyarakat saat ini mudah dicekoki dengan isu komunis. Dia khawatir gerakan buruh yang memperjuangkan upah dan gerakan petani memperjuangkan tanah ke depan menjadi mudah diserang dengan dicap sebagai Partai Komunis Indonesia.

Pola seperti itu, Asfinawati menambahkan, dianggap sebagai kemunduran negara dalam berdemokrasi. Kerusuhan di kantor LBH Jakarta dan YLBHI dimulai karena tersebar isu yang menyatakan acara tersebut diisi eks PKI dan untuk membangkitkan kembali PKI. Terlebih, kehadiran korban 1965 sebagai peserta yang dianggap mantan anggota PKI.

Menurut Asfinawati, korban 1965 adalah kelompok masyarakat yang mencari keadilan karena tuduhan sebagai PKI pada 1965/1966. Anggotanya adalah para simpatisan Bung Karno, penari dan penyanyi istana masa pemerintahan Presiden Sukarno, dan masyarakat yang dicap sebagai PKI secara sepihak pada massa Orde Baru. "Korban 65 itu bukan berarti PKI," ucapnya.

Ketua LBH Jakarta Alghiffari Aqsa mengatakan cap PKI, yang sudah dilekatkan terhadap korban 1965, kini juga telah dilekatkan secara sepihak kepada organisasi dan simpatisan lain yang turut hadir dalam acara tersebut. "Padahal mereka hanya hadir sebagai bentuk solidaritas," tuturnya.

Sebelumnya, massa yang melakukan kerusuhan di kantor LBH Jakarta menuding acara tersebut sebagai acara PKI. Selama melakukan unjuk rasa penolakan, massa berulang kali mengucapkan takbir dan menyanyikan yel-yel ganyang PKI.

M. YUSUF MANURUNG

Berita terkait

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

48 hari lalu

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

Haiti dilanda kerusuhan setelah geng kriminal menguasai negara ini dan memaksa perdana menteri Ariel Henry mundur.

Baca Selengkapnya

Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

52 hari lalu

Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

Bawaslu RI menyebut potensi kerawanan Pilkada 2024 dikarenakan persaingan yang sangat tinggi antarcalon kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

59 hari lalu

Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

Haiti dikuasai geng kriminal yang mengancam akan melakukan pembantaian massal jika Perdana Menteri Ariel Henry tak mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan

4 Maret 2024

34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan

Kerusuhan di Pulau Rempang antara warga dan aparat pecah pada 7 Agustus 2023. Warga menolak pengukuran lahan yang dilakukan pemerintah

Baca Selengkapnya

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.

Baca Selengkapnya

Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

18 Februari 2024

Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

Apa pemicu kerusuhan Sampit? Kondisi ekonomi yang sulit dan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya memperburuk ketegangan antara kedua komunitas

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

18 Februari 2024

Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

Kerusuhan Sampit ini menyebabkan lebih dari 500 orang meninggal dengan lebih dari 100.000 penduduk Madura kehilangan tempat tinggal di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi

17 Februari 2024

Prabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi

Media asing Al Jazeera berikan penilaian terhadap Prabowo yang menang pemilu 2024 hasil quick count

Baca Selengkapnya

Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda

13 Februari 2024

Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda

Penetapan tanggal pemilu melibatkan proses diskusi yang panjang antara KPU, pemerintah, dan DPR. Bahkan, proses tersebut dapat memakan waktu hingga satu tahun.

Baca Selengkapnya

Migran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia

6 Februari 2024

Migran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia

Unjuk rasa di pusat repatriasi bagi migran di Roma, Italia, berubah menjadi kerusuhan setelah

Baca Selengkapnya