Ribuan Petani Berunjuk Rasa di Depan Gedung Depkeu

Reporter

Editor

Jumat, 8 Agustus 2003 17:09 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ribuan petani se-Jawa berunjuk rasa di depan gedung Departemen Keuangan, Jakarta, Kamis (10/4). Unjuk rasa itu berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 10.30 WIB. Dari gedung Depkeu, para demonstran menuju Kedutaan Besar Amerika dan bundaran HI Dalam unjuk rasa tersebut para petani yang tergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menggelar orasi dan spanduk-spanduk yang meminta dihentikannya impor beras dan beberapa komoditi lainnya. Spanduk-spanduk itu antara lain berbunyi Stop Impor Beras; Stop Impor Paha Ayam dan Jeroan ( dibubuhi larangan berhenti) ; Amankan Harga Dasar Gabah, dan Cabut SK 70 Tentang Pupuk Bersubsidi. Perwakilan HKTI yang dipimpin oleh Siswono Yudohusodo bertemu dengan jajaran Depkeu seperti Dirjen Bea Cukai dan Dirjen Pajak. Dalam pernyataan sikapnya, para petani menuntut peninjauan kembali penerapan tarif bea masuk terhadap komoditi impor seperti beras, kedelai, gula dan bawang merah. Mereka juga meminta penghapusan pungutan pajak atas komoditi hasil pertanian serta penurunan cukai sigaret kretek. Berbagai tuntutan ini langsung dijawab oleh dirjen-dirjen terkait. Dirjen Bea cukai, Eddy Abdurchman mengatakan kebijakan bea masuk bukanlah wewenangnya. Itu yang menetapkan adalah tim tarif yang terdiri dari berbagai departemen, kata dia. Sementara itu Dirjen Pajak, Hadi Poernomo menegaskan bahwa petani sama sekali tidak dipungut pajak baik pajak pertambahan (PPN) nilai maupun pajak penghasilan (PPh) . Yang dikenakan pemungutan Pajak Penghasilan (PPh), adalah penghasilan pedagang pengumpul bukan petani. Kata Hadi Meski begitu para petani tampak kurang puas. Mereka mendesak agar tuntutan mereka segera diberi jawaban. Kapanpun waktunya akan kami tunggu hari ini, kami bisa menginap kok, kata salah seorang utusan. Mereka juga kecewa dengan keterangan Dirjen Pajak. Pasalnya, setiap pembebanan terhadap pedagang biasanya akan berimbas pada petani karena harganya merosot. Contohnya kontraktor gabah kalau kena pajak akan mengambil harga yang lebih rendah dari petani, tutur salah seorang perwakilan. Menanggappi keluhan-keluhan itu Dirjen Pajak berjanji akan membentuk tim bersama HKTI untuk megkaji masalah itu. Hadi poernomo menekankan para wajib pajak yang didata direktoratnya sampai sekarang tidak ada yang berprofesi sebagai petani. Belum ada petani yang merupakan wajib pajak, katanya. Dari seluruh wajib pajak sekitar 2 juta orang, kata dirjen sepertiganya adalah pegawai negeri. Rencananya para petani akan memprotes impor paha ayam dari AS di depan kedutaan besarnya di Jalan Medan Merdeka Selatan. Para petani menuntut bea masuk impor paha ayam dari AS dan jeroan dari Australia ditingkatkan dari 5 % menjadi 100 %. Tujuannya untuk melindungi peternak dalam negeri. Dara Meutia Uning-Tempo News Room

Berita terkait

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

56 detik lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

Dalam acara ini, ditayangkan film karya mahasiswa Politeknik Tempo yang berjudul Kala: Rahasia Fana.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

1 menit lalu

KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

KPK melakukan operasi tangkap tangan pada Januari 2024 lalu terhadap Erik Adtrada Ritonga yang saat itu menjabat Bupati Labuhanbatu

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

12 menit lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Buka Kemungkinan Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal Kebocoran BAP

16 menit lalu

Jaksa KPK Buka Kemungkinan Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal Kebocoran BAP

Jaksa KPK mengatakan bisa saja menghadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal kebocaran BAP

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Kasdi Subagyono Benarkan Nurul Ghufron Pernah Bahas soal Mutasi Kerabatnya di Kementan

45 menit lalu

Kuasa Hukum Kasdi Subagyono Benarkan Nurul Ghufron Pernah Bahas soal Mutasi Kerabatnya di Kementan

Kuasa hukum eks Sekjen Kementan Kasdi Subagyono membenarkan bahwa Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pernah membahas soal mutasi kerabatnya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Kemenangan Lanny / Rachel Bawa Indonesia Kalahkan Uganda 5-0

48 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Kemenangan Lanny / Rachel Bawa Indonesia Kalahkan Uganda 5-0

Tim bulu tangkis putri Indonesia akan menghadapi Jepang di laga terakhir Grup C Piala Uber 2024, untuk perebutan juara grup, Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23 2024: Diwarnai Kartu Merah, Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Uzbekistan

59 menit lalu

Hasil Piala Asia U-23 2024: Diwarnai Kartu Merah, Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Uzbekistan

Meski kalah, Timnas U-23 Indonesia masih berkesempatan merebut tiket ke Olimpiade Paris 2024 melalui perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Tiket Konser Sheila on 7 di Pekanbaru Habis Terjual, 17 Ribu Sheila Gank Ikut Tiket War

1 jam lalu

Tiket Konser Sheila on 7 di Pekanbaru Habis Terjual, 17 Ribu Sheila Gank Ikut Tiket War

Penjualan tiket konser Sheila on 7 di Pekanbaru itu begitu cepat diserbu Sheila Gank, nama penggemar band asal Yogyakarta itu.

Baca Selengkapnya

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

1 jam lalu

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

Mereka akan bergabung dengan kelompok-kelompok buruh lainnya yang juga melakukan aksi Hari Buruh di tempat yang sama.

Baca Selengkapnya

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

1 jam lalu

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.

Baca Selengkapnya