TEMPO Interaktif, Jakarta:Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkirakan penderita penyakit leptospirosis akan terus bertambah hingga pertengahan Maret mendatang. "Karena masa inkubasi bakterinya antara 10 hingga 14 hari," kata Salimar Salim, Wakil Kepala Dinas Kesehatan di Jakarta kemarin.Di sisi lain, kata Salimar, masih ada tumpukan sampah di beberapa titik di Jakarta sehingga penyakit yang disebabkan air kencing dan kotoran tikus itu masih bisa terus berkembang. Salimar mengatakan tahun ini jumlah penderita leptospirosis lebih besar dibandingkan banjir besar tahun 2002. Penyebabnya adalah tahun ini genangan banjir memang lebih luas. Lima tahun yang lalu penyakit itu menjangkiti 59 orang. Adapun tahun ini, sampai akhir Februari sudah 114 orang yang terjangkit penyakit itu dan tujuh orang meninggal dunia. Empat orang meninggal dunia di Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat, satu orang di Rumah Sakit Mediros, dan satu orang lagi meninggal di Rumah Sakit Sumber waras, Jakarta Barat. Kemarin malam sekitar pukul 21.00 WIB, seorang pasien leptospirosis bernama Yahya, 48 tahun, meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Juru bicara rumah sakit itu, Ina, mengatakan warga Jalan Laga IV No 108 RT 12/02 Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan, itu masuk pada hari senin, 19 Februari. “Dinyatakan positif menderita leptospirosis pada hari Selasa kemarin (27 Februari),” ujarnya. Sampai dengan hari ini rumah sakit itu masih merawat enam pasien penyakit leptospirosis. Mereka adalah: Suharyanto, 48 tahun, Ahmad, 17 tahun, Maemunah, 45 tahun, Irwan, 41 tahun, Wiwit, 19 tahun, dan Giono, 40 tahun. Penderita leptospirosis biasanya ditangani dengan memberikan antibiotik bagi penderita yang didera demam tinggi untuk membunuh bakterinya. Bila sudah parah, penyakit yang gejalanya adalah demam, nyeri persendian, dan mata merah, itu akan menyerang lambung, hati, dan otak. YUDHA SETIAWAN | MARLINA MARIANNA SIAHAAN