Adit berharap agar Jakarta bisa jadi lebih senggang dengan dipindahnya Ibu Kota. “Jadi gak perlu atau ada lagi orang daerah yg merantau ke Jakarta,” katanya.
Pekerja Jakarta asal Bogor, Dipa, juga berharap Jakarta tidak terlalu padat dan menjadi kota layak huni. “Harapan buat IKN dan wilayah aglomerasinya, yakni agar ekonomi di wilayah itu jadi lebih baik dan merata,” katanya.
Tanggapan berbeda disampaikan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang harus siap jika memang harus ditempatkan di Kalimantan Timur. ASN yang tinggal di kawasan Pasar Rebo, Anton, mengatakan sudah siap jika harus pindah dari Jakarta
“Jadi kalau disuruh pindah ya mau gak mau harus siap,” kata Anton.
Namun ia mengeluhkan beberapa hal jika dipindah, termasuk biaya mudik ke Jawa akan lebih mahal. Selain itu, ia mempertanyakan apakah fasilitas untuk keluarga sudah disiapkan betul.
“Kan kalau dipindah kita dapatnya rusun. Kalau rusun apakah layak untuk keluarga yang sudah punya anak. Karena kalau punya anak kecil kan banyak pikirannya, apakah aman untuk bermain anak-anak? Kan kalo di rusun itu bahaya juga kan. Yang dapat rumah kan yang eselon I dan II. Kalau ASN staf biasa itu dapatnya rumah susun,” tutur Anton.
Selain itu, ayah satu anak itu berharap semua diperlakukan adil jika memang dipindah ke Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan. Baik staf dan atasan harus sedia dipindah. “Ibaratnya ada rasa jiwa korsa seperti di TNI. Atasan bawahan ikut semua, jadi tidak ada kecemburuan sosial. Tapi memang balik lagi ya, semua ASN harus siap ditempatkan di mana saja. Itu sudah tandatangan kontrak di awal ketika gabung menjadi ASN,” ujarnya.
Baca juga: Anies Baswedan Sebut Pemindahan Ibu Kota Negara Tak Berdampak pada Kemacetan Jakarta