Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anies dan Ganjar Sampaikan Kuliah Kebangsaan di FISIP UI, Mahasiswa Pilih Siapa?

image-gnews
Ilustrasi Tempo/Imam Yunianto
Ilustrasi Tempo/Imam Yunianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Meski bukan dijadikan tempat untuk ajang kampanye, tetapi Kuliah Kebangsaan yang digagas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) menjadi bahan pembanding kecakapan antar calon presiden menjadi dan referensi mahasiswa UI untuk menentukan pilihan pada pilpres 2024.

Seperti Guswira Danang Sutowijoyo Hartono, 18 tahun, mahasiswa semester 3 Fakultas Ekonomi UI ini mengaku menghadiri kuliah kebangsaan yang menghadirkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

"Pas Anies saya tidak datang full, ini juga Mas Ganjar saya datang agak telat, tapi menurut saya sama-sama bagus saja, semuanya sama-sama punya gagasan tersendiri. Cuma kan kita yang menjadi garisbawah adalah realisasinya," kata Guswira, Senin, 18 September 2023.

Sebab, menurut dia, semua orang dapat berbicara bagus, tetapi nanti saat terpilih tinggal bagaimana merealisasikan gagasan tersebut.

"Keduanya sama-sama terkendali, bagus argumentasinya, gagasannya juga sama-sama menarik, terutama terkait gagasan Bulog, itu menarik bagi saya," papar Guswira.

Ia menilai dari gagasan yang dituangkan Anies dan Ganjar sama-sama menaruh fokus cukup besar di industri kreatif dan layak untuk dilihat kedepannya.

Karena, kata dia, industri kreatif di Indonesia adalah suatu sektor yang perlu sekali diperhatikan, jika misalkan diberi insentif atau digenjot, ia meyakini akan berkembang, sebab prospeknya bagus.

"Dua-duanya sama-sama bagus, tapi pas Pak Anies kemaren dapat poinnya,  karena Anies ngomongnya lebih jelas, kalau Ganjar ini kan karakternya ngomong pelan, jadi banyak omongan dari Ganjar yang kurang mengena dia. Saran saya kalau Mas Ganjar kedepannya kalau ngomong lebih kenceng aja sih," ujarnya.

Jika dilihat dari animonya, Guswira menilai sama saja, tapi saat Ganjar Pranowo karena ada pertanyaan yang cukup kontroversial membuat suasananya ramai dan lebih seru.

"Kalau Anies kan pertanyaannya aman-aman saja, kalau animo sih setau saya sama aja, Anies kemarin lumayan bikin rame pas datang ke Sekret BEM UI, saya tidak tahu Ganjar bakal datang ke sana juga atau tidak."

Ditanya untuk pemilu 2024 nanti akan menjatuhkan pilihan ke siapa, Ia mengaku belum tahu dan baru ditentukan mendekati pemilu.

"Karena kan saya juga belum ada diferensiasi yang jelas juga siapa yang terbaik di antara mereka, paling nunggu nanti sih, belum ada pembanding juga dari Pak Prabowo," ucap Guswira.

Sementara, Afi Ahmad Rido, 19 tahun, mahasiswa smester 3 FISIP UI ini menilai saat Anies tampil iklimnya cenderung lebih tenang, karena Anies membahas hal-hal yang konseptual dan dengan bahasa yang akademis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sedangkan Pak Ganjar, mulai dengan bahasa yang renyah dan analogi serta contoh-contoh konkret," katanya.

Menurutnya keduanya punya keunggulan dan kekurangan masing-masing, jika dalam substansi Ganjar lebih banyak menggagas tentang ekonomi politik Internasional (Ekopolin) dan beberapa geopolitik.

"Sedangkan Pak Anies membahas visi misi menatap Indonesia mendatang serta wacana tentang kebebasan berpendapat," Afi.

Ia melihat dalam segi kuantitas peserta saat kuliah kebangsaan yang dihadiri Anies lebih padat, namun dalam animo, baik tepuk tangan mau pun sorak sorai peserta lebih banyak ke Ganjar.

Ditanya terkait pilihan di pemilu 2024, Afi mengungkapkan di FISIP UI akan mengundang ketiga bacapres, sehingga ia mau mengamati ketiganya lebih dulu.

"Di sini akan menjadi faktor determinan suara saya jatuh pada siapa," Afi Ahmad Rido.

Di lokasi yang sama, Yasinta Gita, 18 tahun mengatakan, Anies menjelaskan dengan detail dan pemaparannya banyak membingungkan karena penjabarannya cepat.

"Pak Anies lebih bagus public speaking-nya, tapi Pak Ganjar juga tidak kalah bagus," kata mahasiswa baru FISIP UI tersebut.

Untuk menjatuhkan pilihan di pemilu 2024, dirinya mengaku belum tahu dan menunggu Prabowo Subianto tampil pada kuliah kebangsaan.

"Jadi kalau untuk saat ini mungkin Ganjar," ucap Yasinta.

RICKY JULIANSYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Andika Perkasa-Hendi: Megawati dan Ganjar Juru Kampanye hingga Posko Pemenangan

4 jam lalu

Pasangan bakal calon Gubernur Jawa Tengah Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa (kiri) dan bakal calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Hendrar Prihadi (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani tes kesehatan di Rumah Sakit Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 29 Agustus 2024. Tes kesehatan tersebut untuk kepentingan persyaratan mendaftar sebagai Bacagub dan Bacawagub di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU) Provinsi Jawa Tengah pada Pilkada 2024. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Andika Perkasa-Hendi: Megawati dan Ganjar Juru Kampanye hingga Posko Pemenangan

Nama Megawati Soekarnoputri dan Ganjar Pranowo tercantum dalam jajaran juru kampanye, Andika Perkasa dan Hendi


JRMK Terus Sosialisasi Gerakan Coblos 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Bentuk Protes Pencalonan Anies Dijegal

1 hari lalu

Puluhan massa yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) melakukan aksi demo di  kantor KPU Provinsi DKI Jakarta, Senin 23 September 2024. Menyadari bahwa Pilkada Jakarta 2024 telah mencederai prinsip demokrasi dan mengabaikan aspirasi rakyat kecil JRMK Jakarta  menyatakan golput sebagai sikap politik. TEMPO/Subekti.
JRMK Terus Sosialisasi Gerakan Coblos 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Bentuk Protes Pencalonan Anies Dijegal

Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta bersama sejumlah elemen lain terus melakukan kampanye Gerakan coblos 3 paslon di Pilkada Jakarta


Kementerian Luar Negeri dan UI akan Gelar World Indonesianist Congress

2 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI. Sumber: TEMPO | Nabiila A
Kementerian Luar Negeri dan UI akan Gelar World Indonesianist Congress

Kementerian Luar Negeri dan Universitas Indonesia akan menggelar World Indonesianist Congress. untuk menghimpun pandangan dan aspirasi


Pramono Anung Ingin Perbaiki Perda soal Fasos yang Dibuat Era Ahok

2 hari lalu

Calon gubernur Jakarta, Pramono Anung, saat berkunjung ke rumah susun Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu, 2 Oktober 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Pramono Anung Ingin Perbaiki Perda soal Fasos yang Dibuat Era Ahok

Usai belanja masalah saat blusukan, Pramono Anung ingin merevisi Perda fasos yang dibuat di masa kepemimpinan Ahok.


Panas Dingin Hubungan Megawati dan Prabowo: Pernah Berpasangan di Pilpres, Perjanjian Batu Tulis, Jokowi di Antara Mereka

2 hari lalu

Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. TEMPO/Imam Sukamto
Panas Dingin Hubungan Megawati dan Prabowo: Pernah Berpasangan di Pilpres, Perjanjian Batu Tulis, Jokowi di Antara Mereka

Rencana pertemuan Megawati dan Prabowo menjadi peristiwa politik yang ditunggu belangan ini, Hubungan keduanya naik-turun selama ini.


Masukan Masalah Jakarta dari Eks Ketua DPRD untuk Pramono Anung-Rano Karno Jelang Debat Pilkada

2 hari lalu

Pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kiri) dan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kanan) menunjukan nomor urutnya saat rapat pleno pengundian dan penetapan nomor urut Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di KPUD Jakarta, Senin, 23 September 2024. Pasangan Ridwan Kamil dan Suswono mendapatkan nomor urut satu, pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana mendapatkan nomor urut dua, serta pasangan Pramono Anung-Rano Karno mendapatkan nomor urut tiga pada Pilkada 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Masukan Masalah Jakarta dari Eks Ketua DPRD untuk Pramono Anung-Rano Karno Jelang Debat Pilkada

Prasetyo Edi Marsudi memberi masukan soal macet, banjir, dan pendidikan kepada Pramono Anung-Rano Karno sebelum debat pilkada.


Megawati hingga Ganjar Pranowo Jadi Juru Kampanye Andika Perkasa-Hendi

2 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama Politikus Ganjar Pranowo dan Mahfud MD hadiri di pembukaan Rapat Kerja Nasional V PDIP,  Ancol, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2024. Dalam orasinya Mega mengatakan partainya tak akan mundur meski merasa pemilu kali ini partainya telah dirugikan, dia tetap menyuarakan kepada kadernya untuk terus maju untuk menegakan sistem demokrasi. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Megawati hingga Ganjar Pranowo Jadi Juru Kampanye Andika Perkasa-Hendi

Sebanyak 290 anggota pemenangan Andika Perkasa-Hendi dikukuhkan. TIm pemenangan diketuai oleh adik Gus Dur, Umar Wahid Hasyim.


Relawan Anies Dukung Pramono Anung-Rano Karno: Sudah Pelajari Visi Misinya

3 hari lalu

Pramono Anung menghadiri acara deklarasi Relawan Pa' Doel di rumah makan Raden Bahari, Jakarta Selatan, pada Kamis, 3 Oktober 2024. TEMPO/Anastasya Lavenia
Relawan Anies Dukung Pramono Anung-Rano Karno: Sudah Pelajari Visi Misinya

Pendukung Anies Baswedan yang tergabung dalam Relawan Pa' Doel mendeklarasikan dukungan untuk Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta.


Peneliti Politik TII Kritik Program Magrib Mengaji Ridwan Kamil-Suswono: Tidak Inklusif

3 hari lalu

Suasana Magrib Mengaji di Masjid An-Nimah, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis petang, 10 Januari 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Peneliti Politik TII Kritik Program Magrib Mengaji Ridwan Kamil-Suswono: Tidak Inklusif

Peneliti Bidang Politik di The Indonesia Institute, Felia Primaresti, mengomentari program Magrib Mengaji yang diusulkan oleh pasangan nomor urut 1 di Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono.


Relawan Anies Anggap Gerakan Coblos Tiga Paslon di Pilkada Jakarta Hak Politik Masing-masing

3 hari lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Relawan Anies Anggap Gerakan Coblos Tiga Paslon di Pilkada Jakarta Hak Politik Masing-masing

Menurut La Ode, gerakan untuk memilih seluruh pasangan calon tidak memiliki dampak apa pun terhadap Pilkada Jakarta.