Saat terjatuh, tangan Deni ingin digigit korban. Deni langsung mengambil lap di atas meja untuk membekap mulut Nurbaety pakai tangan kiri. Sedangkan tangan kanan memegang pisau. "Setelah membekap korban, Deni menghujamkan dua kali tusukan ke pinggang korban," ucap Supriyadi.
Melihat ada perlawanan, Hafit membantu Deni dan menusuk dari belakang. Hafit menusuk sebanyak tujuh kali. Melihat sudah tidak bernyawa lalu Hafit mengambil tali di dapur, dan mengikat tangan dan kaki korban. "Deni mengikat tangan dan Hafit mengikat kaki korban dari tali yang diambil dari celananya," ujarnya.
Kedua pelaku mulai menyisir rumah korban dan mengambil barang-barang yang berada di kasurnya. Antara lain komputer jinjing, kamera tape rekorder dan handphone. Selain itu, keduanya mengacak-acak lemari dan menemukan duit dengan pecahan Rp2.000 segepok. "Barang yang diambil dibawa menggunakan tas korban dan kabur," ucapnya.
Setelah melakukan pra rekonstruksi, polisi bakal melakukan rekonstruksi yang sebenarnya. Dalam rekonstruksi nanti diperkirakan bakal ada lebih dari 15 adegan, dan pelaku didampingi pengacara dan jaksa. "Nanti kita lihat situasi di lapangan, kalau memungkinkan di TKP maka akan dilakukan disana," ucapnya.
Supriyadi mengatakan pelaku sudah mengakui bahwa pembunuhan dilakukan karena korban mencoba melawan. Masing-masing pelaku membawa pisau. Pisau yang dibawa dibuang ke parit dekat rumah Nurbaety.
Dalam perampokan ini, kedua pelaku diantar Syarifudin sampai Stasiun Kereta Bojonggede. Dari stasiun, keduanya berjalan ke rumah Nurbaety. Deni adalah pekerja bangunan di samping rumah Nurbaety.
Rekan sealmamater Nurbaety saat kuliah di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vera Yunita, mengatakan terakhir berkomunikasi dengan Nurbaety pada 30 Juni 2015, dengan Whatsapp.
Namun, Nurbaety baru membalas pada pesannya pada Rabu, 1 Juli 2015. "Tidak menyangka kalau Betty sampai dibunuh seperti ini," kata Vera, yang ikut menyaksikan pra rekonstruksi pembunuhan sahabatnya.
IMAM HAMDI