TEMPO Interaktif, Bekasi: Topografi atau bentuk permukaan tanah di Kota Bekasi tidak normal karena beda kemiringan daratan terendah dengan daratan paling tinggi sangat kecil. Salah satu masalah lingkungan yang terjadi akibat itu adalah banjir karena air mengalir terlalu lambat.

Menurut Data Dinas Binamarga dan Tata Air Kota Bekasi, posisi permukaan tanah paling rendah terdapat di sebelah utara, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Bekasi Utara. Posisi ketinggian di sana empat meter dari permukaan laut. Sedangkan posisi daratan paling tinggi di bagian selatan Kota Bekasi, adalah, Kelurahan Jatikarya, Kecamatan Jatisampura, dengan ketinggian 80 meter di atas permukaan laut.

Jarak jauh antara daratan terendah dan tertinggi itu 24 kilometer. Artinya, selisih perbedaan kemiringannya hanya 76 meter atau setengah persen saja.

Menurut Yurizal, Kepala Bidang Tata Air, dengan posisi daratan seperti itu dapat disimpulkan bahwa permukaan tanah di wilayah Kota Bekasi hampir seluruhnya rata. "Makanya air tidak pernah mengalir normal," katanya kepada Tempo, Kamis (2/4).

Banjir, lanjut Yurizal, terjadi setiap tahun. Apalagi wilayah itu menjadi lokasi air limpas dari tiga aliran sungai, yaitu Cileungsi, Cisadane, dan Tarum Barat.

HAMLUDDIN