TEMPO Interaktif, Depok: Depok-Novianti (11), anak yang menderita demam berdarah dengue (DBD) ditolak masuk RS Bunda Margonda, Jl Margonda, Depok. Menurut
Mukti Suhendra, ayah pasien, anaknya mulai mengalami panas sejak Kamis malam lalu. Pada Sabtu malam (11/04), kondisi putinya mulai drop sehingga harus dibawa ke RSUD Depok.
RSUD Depok menerima Mukti dengan baik. Sayangnya, karena kondisi pasien sudah terlalu parah dan peralatan di RSUD yang kurang memadai, pihak RS merujuk pasien ke RS Bunda Margonda. Pasalnya lokasi RS Bunda dianggap paling dekat dengan tempat tinggal pasien di RT01/RW07, Kemiri Muka, Beji, Depok.
Minggu pagi, Mukti segera datang ke RS Bunda dengan membawa surat rujukan dari RSUD Depok. "Belum sempat saya tunjukkan kartu jamkesmas, pihak rumah sakit langsung sodorkan beban biaya yang harus ditanggung", ujar Mukti. Bahkan, pihak RS Bunda menyarankan kepadanya untuk membawa anaknya ke RS Graha Permata Ibu (GPI) atau RS Bhakti Yudha.
Melihat respon RS Bunda yang kurang baik, Mukti kemudian menelpon anggota DPRD komisi D, dari fraksi PKS, Imam Budiharto. Imam kemudian menelpon Kepala dinas kesehatan kota Depok guna melaporkan kasus ini. "Seharusnya rumah sakit tidak boleh menolak pasien hanya karena pasien miskin. Kejadian ini kan sudah berulang kali terjadi," ujarnya kepada Tempo di RS Bunda Margonda.
Sementara itu, Direktur operasional RS Bunda Margonda, Feniyan membantah bahwa RS Bunda menolak pasien atas nama Noviyanti. "Kita bukan menolak, tetapi kita anggap jarak RS Bunda dari RSUD terlalu jauh,"jelasnya kepada wartawan melalui telepon, Minggu (12/04). Menurutnya RS Bhakti Yudha atau RS GPI jauh lebih dekat dengan RSUD
Depok. Apalagi jika melihat kondisi pasien yang memang harus segara mendapat penanganan, maka RS Bunda dianggap terlalu jauh.
"Saat ini di Bunda sudah ditangani dan nantinya akan dipindahkan ke ruang penangan intensif khusus ank-anak," tuturnya.
TIA HAPSARI