TEMPO Interaktif, Depok - Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengaku kaget ketika dituding kebijakannya kontroversial. Saat disinggung tentang penutupan karaoke, Nur menegaskan bahwa itu bukan kebijakannya. "Siapa yang mau menutup karaoke," ujarnya Kamis (15/10).
Terkait pemasangan baliho-baliho dirinya di beberapa ruas jalan, Nur menjelaskan bahwa hal tersebut akan terus dilakukan karena mengkapanyekan program tertentu, misalnya penggunaan batik. Memangnya kenapa kalau gambar batik? Senang atau tidak kalau batik dihormati," ujarnya.
Begitu juga dengan program kampanye tangan kanan. Nur menjelaskan selama dirinya masih menemukan orang yang makan dengan tangan kiri, maka propaganda akan teus dilakukan.
Nur bercerita bahwa beberapa hari yang lalu dirinya sempat melihat seorang ibu yang minum dari botol dan mengangkat botol dengan tangan kiri. Melihat tindakan tersebut, ia langsung menegur ibu tersebut. "Selama saya masih temukan, akan terus saya propaganda," ujar dia.
TIA HAPSARI
Advertising
Advertising
Berita terkait
10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?
1 menit lalu
10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?
Berikut deretan negara yang tidak memungut pajak penghasilan (PPh) pribadi, didominasi oleh negara yang kaya cadangan migas.
Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi
15 menit lalu
Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi
Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang