TEMPO Interaktif, Bekasi - Pemerintah DKI mengaku terpaksa melanggar aturan pembuangan sampah ke Bantar Gebang, Bekasi. Alasannya, truk pengangkut sangat banyak sekitar 1.100 unit, sehingga tidak bisa membuang pada waktu bersamaan di malam hari dengan beban volume sampah 6.000 ton lebih.
"Sebenarnya semua truk sudah diarahkan membuang malam hari tetapi beban memang terlalu besar," kata Eko, kepada Tempo, Rabu (23/12).
Pengangkutan sampah pada siang hari itu, Eko melanjutkan, telah dikompromikan dengan pemimpin daerah Kota Bekasi. "Kami sudah dapat izin walaupun sebatas lisan dari Wali Kota (Mochtar Mohamad)," kata dia.
Truk sampah yang jalan siang hari sekitar 100 unit. Sampah yang dibuang adalah sampah pasar, seperti sayur-mayur dan ikan sisa jualan pasar malam hari.
Menurut Eko, sampah pasar itu baru terkumpul siang hari. Tidak mungkin disimpan menunggu malam hari, karena semakin membusuk.
Sampai saat ini, Bantar Gebang menjadi satu-satunya lokasi pembuangan sampah warga DKI. Artinya, kata Eko, beban transportasi angkutan sampah masih mengandalkan Bekasi.
Truk sampah dari Jakarta menempuh trayek jalan tol Jakarta-Cikampek, keluar tol Bekasi Barat, Jalan Achmad Yani, Narogong, Jalan Raya Siliwangi, lalu masuk pangkalan lima Tempat Pembuangan Akhir Bantar Gebang.
Beban tersebut akan terkurangi jika lahan sampah di Ciangir, Tangerang, dibuka pada 2012 nanti. Volume sampah yang akan dibuang ke lahan seluas 98 hektare itu sekitar 1.500 ton per hari, dan ke kawasan industri Maruna, Jakarta Utara, juga 1.500 ton per hari.
Mengenai sarana truk angkut sampah yang tidak memadai, bak terbuka dan hanya ditutup memakai terpal, diakui Eko merupakan tanggung jawab DKI. Tetapi pihaknya tidak akan membeli truk baru.
Ke depan, kata Eko, sarana angkut sampah akan dilelang ke pihak swasta. Komposisi saat ini 60 persen atau sekitar 700 unit truk milik DKI dan 400 unit sisanya milik swasta yang diajak bekerja sama.
HAMLUDDIN
Berita terkait
Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri
26 Oktober 2023
BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor
19 September 2023
Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.
Baca SelengkapnyaKali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti
15 September 2023
Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.
Baca SelengkapnyaKali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu
11 Agustus 2023
Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaMengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
30 November 2022
Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.
Baca SelengkapnyaRatusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri
6 Juli 2022
Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.
Baca SelengkapnyaGrup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang
31 Maret 2022
Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil
29 Juli 2021
Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh
Baca SelengkapnyaKLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat
28 Juli 2021
KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.
Baca SelengkapnyaDua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi
2 Juni 2021
Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.
Baca Selengkapnya