Tiga Pasien Jamkesmas RSUD Koja Dipaksa Beli Obat di Luar

Reporter

Editor

Selasa, 9 Februari 2010 19:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Tiga pasien Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, pemegang kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dipaksa menebus obat di apotek di luar rumah sakit. Padahal, pasien bukan warga Jakarta yang tinggal di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara, ini juga memiliki surat pengantar dari Dinas Sosial DKI Jakarta.


Akibatnya, Ujang Efendi, 56 tahun, salah satu pasien, tidak berani kembali berobat di Rumah Sakit Umum Daerah Koja. Sebab, penderita penyakit jantung ini keberatan jika harus menebus obat yang harganya mencapai Rp 150 ribu.

"Bukan saya tidak mau berobat. Tapi saya tidak mampu kalau harus menebus obat seharga itu," kata Ujang yang hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur akibat pembengkakan di kaki, di rumahnya di Kampung Beting, Jakarta, Selasa (9/2).

Saat terakhir berobat ke dokter spesialis jantung Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Desember 2009, kakek tiga cucu yang bekerja sebagai tukang sapu di sebuah depo kontainer ini hanya diberi resep untuk lima hari. Sedangkan, waktu berobat selanjutnya berjarak satu bulan.

Sulasmi, 53 tahun, istri Ujang, ikut mengeluh soal mahalnya obat yang harus ditebus ke dokter yang memeriksa suaminya. "Dokter malah menyuruh suami saya berobat ke puskesmas," ujar tukang mencuci pakaian berpenghasilan Rp 200 ribu per bulan ini.

Saat membawa suaminya ke puskesmas dengan harapan mendapatkan obat jantung gratis, Sulasmi justru dimarahi dokter di puskesmas. "Kalau penyakit jantung, di sini tidak tersedia obatnya," kata dia, menirukan ucapan dokter puskesmas.

Perlakuan serupa juga dialami pasien penyakit jantung bernama Tohar Situmorang, 46 tahun, dan Rusti, 66 tahun. Bapak tiga anak dan janda ini dipaksa menebus empat macam obat di apotek di luar Rumah Sakit Umum Daerah Koja. "Dari empat obat, harga obat jantung bisa mencapai Rp 120 ribu," ujar Tohar.

Keduanya juga pernah menyampaikan keluhan kepada dokter jantung yang memeriksanya sekaligus memohon agar diberikan resep untuk satu bulan. "Dia bilang tidak bisa," kata Tohar.

Sama seperti Ujang, Tohar dan Rusti malah disuruh ke puskesmas bila obatnya habis. Akibatnya, mereka tidak pernah kembali berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja, karena trauma dimarahi.

Ketua Tim Pelaksana Jamkesmas Kementerian Kesehatan Usman Sumantri mengatakan tindakan Rumah Sakit Umum Daerah Koja tersebut tidak dibenarkan. "Pemegang Kartu Jamkesmas tidak boleh mengeluarkan uang sepeserpun untuk berobat dan membeli obat," kata Usman, saat dihubungi melalui telepon.

Saat dimintai konfirmasi, juru bicara Rumah Sakit Umum Daerah Koja Caroline Kawinda justru belum tahu persoalan tersebut. "Akan saya cek," ujar Caroline melalui pesan pendek.

Bahkan, ia malah meminta data-data pasien tersebut kepada Tempo. "Siapa nama pasiennya? Biar bisa saya cari rekam medisnya," ujar dia.

WAHYUDIN FAHMI

Berita terkait

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

1 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

7 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

19 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

21 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

29 hari lalu

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

Tentara Israel masih melancarkan serangan ke sejumlah wilayah di Gaza. Korban jiwa pun terus berjatuhan.

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

30 hari lalu

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Aspen Medical Bangun Rumah Sakit Internasional

34 hari lalu

Bamsoet Dukung Aspen Medical Bangun Rumah Sakit Internasional

Pembangun awal di Depok dan berlanjut ke Cikarang, Karawang, hingga Makassar.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

34 hari lalu

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kekurangan dokter spesialis terjadi hampir di seluruh provinsi Indonesia.

Baca Selengkapnya