Banjir PLTU Muara Karang Ganggu Aktivitas Karyawan
Senin, 22 Februari 2010 11:52 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Banjir air laut yang disebabkan rangkaian proyek peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muara Karang mengakibatkan aktivitas karyawan PT PLN Divisi Jasa Manajemen Konstruksi terhenti. Sebab, selain aliran listrik dipadamkan, ketinggian air di area perkantoran dua lantai tersebut mencapai sepinggang orang dewasa.
"Karena air masuk sampai ke dalam kantor di lantai satu, kami jadi tidak bisa bekerja," kata Staff PT PLN Divisi Jasa Manajemen Konstruksi Bambang Trisilo saat ditemui di sekitar PLTU Muara Karang, Jakarta, Senin (22/2).
Bukan cuma itu, genangan air laut yang mulai terjadi pada Senin (22/2), pukul 02.00, juga telah merendam sejumlah dokumen dan peralatan di kantor itu. Karyawan Divisi Jasa Manajemen Konstruksi hanya mampu menyelamatkan sebagian barang-barang elektronik, seperti komputer dan printer. "Sebab air masuk dengan cepat, dan mulai menggenangi kantor kami sekitar pukul 03.30," ujar dia.
Bambang menyatakan telah menyampaikan keluhan akibat dari genangan air laut yang ditimbulkan rangkaian proyek peningkatan kapasitas PLTU tersebut. "Keluhan kami sampaikan ke pihak manajemen PLTU," kata dia.
Banjir ini berawal dari masalah yang terjadi pada proses pembersihan pintu tanggul di area PLTU dari endapan lumpur. Pembersihan itu merupakan bagian dari rangkaian proyek PLTU Muara Karang.
Air laut masuk saat proses pembersihan dilakukan di pintu ketiga, dari enam lapis pintu yang ada. Saat pintu dibuka, air laut langsung mengalir deras. Ketika akan ditutup kembali, pintu tersebut macet akibat endapan lumpur.
WAHYUDIN FAHMI
"Karena air masuk sampai ke dalam kantor di lantai satu, kami jadi tidak bisa bekerja," kata Staff PT PLN Divisi Jasa Manajemen Konstruksi Bambang Trisilo saat ditemui di sekitar PLTU Muara Karang, Jakarta, Senin (22/2).
Bukan cuma itu, genangan air laut yang mulai terjadi pada Senin (22/2), pukul 02.00, juga telah merendam sejumlah dokumen dan peralatan di kantor itu. Karyawan Divisi Jasa Manajemen Konstruksi hanya mampu menyelamatkan sebagian barang-barang elektronik, seperti komputer dan printer. "Sebab air masuk dengan cepat, dan mulai menggenangi kantor kami sekitar pukul 03.30," ujar dia.
Bambang menyatakan telah menyampaikan keluhan akibat dari genangan air laut yang ditimbulkan rangkaian proyek peningkatan kapasitas PLTU tersebut. "Keluhan kami sampaikan ke pihak manajemen PLTU," kata dia.
Banjir ini berawal dari masalah yang terjadi pada proses pembersihan pintu tanggul di area PLTU dari endapan lumpur. Pembersihan itu merupakan bagian dari rangkaian proyek PLTU Muara Karang.
Air laut masuk saat proses pembersihan dilakukan di pintu ketiga, dari enam lapis pintu yang ada. Saat pintu dibuka, air laut langsung mengalir deras. Ketika akan ditutup kembali, pintu tersebut macet akibat endapan lumpur.
WAHYUDIN FAHMI
