Gila, Supriyanto Dipasung Kakinya Selama 3 Tahun

Reporter

Editor

Rabu, 26 Mei 2010 16:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Supriyanto (30), warga jalan Semeru no 117 Grogol sudah tiga tahun lebih terpasung di lantai dua rumahnya. Menurut keluarga, Supri sudah dua tahun masuk panti rehabilitasi, dan dua kali ditolak rumah sakit jiwa. "Dia sudah begini sejak ayah saya meninggal, suka merenung sendiri, sering ngamuk," kata Supriyadi, adik Supri. Supri lalu segera dimasukkan ke Panti Laras, Kalideres.

Setelah dua tahun direhabilitasi, kondisi Supri sempat mendingan. Bahkan, ia akhirnya dipulangkan ke rumah. Baru beberapa hari dipulangkan ke rumah, Supri malah kabur ke jalan. Dan digebuki massa pula.

Beruntung, adik Supriyadi segera menolong. Dan Supri segera diamankan di kamar lantai dua. Setelah itu, Supriyadi segera bergerilya mencari rumah sakit jiwa. Ia mendatangi Rumah Sakit Jiwa Duren Sawit, tapi ditolak karena tak punya uang tunai.

"Saya dimintai DP (uang muka), setengah dari Rp 1 Juta, jadi Rp 500 ribu, tapi saya tidak punya uang tunai saat itu," tutur Supriyanto. Akhirnya, ia dengan perasaan kecewa, membawa kakaknya itu kembali ke rumah.

Selanjutnya, Supriyadi juga membawa kakaknya ke Rumah Sakit Jiwa di Grogol. Lagi-lagi ia ditolak, dengan alasan kamar penuh. Akhirnya, keluarga memutuskan Supri dipasung saja kaki di kamar lantai dua di rumahnya.

Sementara itu, Mintarti, ibu Supriyanto, sedih melihat kondisi anaknya saat ini. Ia juga menegaskan, keputusan keluarga memasung Supri sudah tepat. Pasalnya, Supri berbahaya. "Saya saja sering mau dibunuh, leher saya mau digergaji," tutur perempuan tua ini sambil memegang lehernya.

Sementara itu, Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Barat Yuniarti menyatakan pihaknya belum tahu soal Supriyanto. "Nanti kita cek kesana," katanya saat dihubungi sejumlah wartawan sore ini.

Sementara itu, saat dikunjungi Tempo, Supri tampak sedang dipasung di pergelangan kaki kirinya. Ia bergelantungan di tangga lantai dua kamarnya. Tatapan matanya kosong. Saat ditanya wartawan, ia masih bisa berkomunikasi. Pertanyaan Kami dijawab pelan dan putus-putus.

Hingga saat ini, keluarga belum berniat melepaskan pasungannya. "Kalau ndak marah-marah ya saya lepaskan," ujar Mintarti.

FEBRIANA FIRDAUS

Berita terkait

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

3 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

6 Februari 2024

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih

21 Desember 2023

Ketua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan teknis keterlibatan masyarakat dalam Pemilu 2024, khususnya pemilih yang ODGJ.

Baca Selengkapnya