Polisi Periksa Lima Saksi Kasus Pelecehan Paskibra

Reporter

Editor

Selasa, 31 Agustus 2010 18:42 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Polisi hari ini memeriksa lima orang saksi dalam kasus pelecehan anggota Paskibra DKI Jakarta tahun 2010. Dua diantaranya merupakan siswa perempuan Paskibra tahun 2010 yaitu S, putri dari Loreen Neville Djunaidi dan I, putri dari Wier Ritonga.

"Pemeriksaan terkait kronologis kejadian," kata Loreen saat ditemui seusai pemeriksaan di depan Gedung Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA). Dugaan pelecehan dan kekerasan terjadi dalam program pelatihan di Cibubur pada 2-6 Juli lalu.

Loreen sendiri juga menjalani pemeriksaan sebagai pelapor, dan Wier diperiksa juga sebagai saksi. Selain mereka, dua orang tua lainnya juga diperiksa yaitu Rosnani dan Jusuf Ginting. Rosnani enggan menjelaskan secara rinci terkait kasus ini.

"Saya hanya diperiksa sebagai saksi," katanya saat dia keluar lebih dahulu dari para terperiksa lainnya.

Adapun Jusuf mengaku memberikan kesaksian atas kejadian yang menimpa putranya, F, 16 tahun. Meski kejadian yang dialami putranya berbeda, Jusuf mengaku tidak membuat laporan.

Advertising
Advertising

"Karena saya juga sudah dipanggil untuk memberikan kesaksian," ujarnya. Jusuf menjelaskan bahwa sebenarnya putranya juga dipanggil. "Dia akan datang saat waktunya pas, saat tidak berbenturan dengan jadwal sekolah," katanya.

Loreen menjelaskan bahwa secara khusus dirinya melaporkan semua orang yang bertanggung jawab dalam tindakan kekerasan dan pelecehan yang menimpa anaknya. "Para senior yang melakukan tindakan itu, serta orang yang bertanggung jawab Mohamad Mahdi dan Yosse Yuliandra Kusuma (tim investigasi PPI)," katanya.

Ada empat senior paskibra yang diduga kuat bertanggungjawab atas kekerasan dan pelecehan yang terjadi. Mereka adalah dua anggota putra yaitu FDT, yang masuk tahun 2006 yang menyuruh para junior putra melakukan 'push-up dingin' serta FDN (2007).

Selain itu, dua anggota putri IE (2006) yang melakukan kekerasan fisik terhadap juniornya dan SS (2007) yang meminta jalan cepat dengan handuk dari kamar tidur menuju kamar mandi.

EZTHER LASTANIA

Berita terkait

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

29 Agustus 2015

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

Desa di Indonesia ini baru dialiri listrik setelah Republik Indonesia merdeka 70 tahun.

Baca Selengkapnya

Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

25 Agustus 2015

Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

Wanita berdarah Batak Karo, Anna Sembiring, bekerja di museum sejarah Yahudi terbesar di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

22 Agustus 2015

Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

Sultan Syarif Abdurrachman Al-Kadrie, Raja Kesultanan Pontianak, mengatakan telah menyiapkan gelar khusus untuk Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

19 Agustus 2015

HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

Pacuan kuda berhadiah total Rp 252 juta itu digelar hingga Ahad mendatang.

Baca Selengkapnya

Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

19 Agustus 2015

Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

Sejak usia tiga tahun, Felicia bersama saudaranya bermain upacara bendera dan dia paling sering berperan sebagai pembawa bendera.

Baca Selengkapnya

Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

19 Agustus 2015

Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

Maria Felicia Gunawan, siswi kelas XI SMAK Penabur Gading Serpong, terpilih membawa baki duplikat bendera pusaka saat upacara 17 Agustus di Istana.

Baca Selengkapnya

Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

19 Agustus 2015

Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

Juri tidak sepakat dengan keputusan Virzha ketika memberi warna pada gunung dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Baca Selengkapnya

Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

19 Agustus 2015

Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

Roy menganggap polisi seharusnya bisa membedakan pengawalan untuk urusan kenegaraan dan bukan.

Baca Selengkapnya

Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

19 Agustus 2015

Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

Kalla mengatakan bahwa peserta tak seharusnya membawa atribut organisasi yang dilarang dalam undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

18 Agustus 2015

Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

JK mengatakan sikapnya saat upacara sama seperti Bung Hatta.

Baca Selengkapnya