Penumpang berebut menaiki KRL ekonomi tujuan Bogor di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan. TEMPO/Eko siswono Toyudho
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah harus menambah jumlah rangkaian kereta api komuter Jabodetabek setidaknya dua kali lipat dari jumlah sekarang. Langkah ini syarat mutlak revitalisasi transportasi di Jakarta bersama perbaikan rute angkutan umum dan optimalisasi proyek transportasi massal lainnya.
“Jumlah kereta api di Jabodetabek masih sangat kurang, masyarakat masih menunggu terlalu lama bahkan mesti berhimpitan dan naik ke atap kereta," kata Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit, Rabu(26/1).
Revitalisasi diharapkan Danang mampu mendogkrak kembali popularitas angkutan umum di Jakarta yang belakangan semakin ditinggalkan penggunanya. “Harapan kami, perbandingan pengguna angkutan umum dan pribadi bisa mencapai 65:35 persen," katanya.
Advertising
Advertising
Saat ini terjadi penurunan pengguna angkutan umum sebanyak 1 persen per tahun. Pada 2002 jumlah penggunanya sebanyak 55 persen, tapi sekarang hanya tinggal 47 persen. Sisanya memilih beralih ke kendaraan pribadi, sehingga pengguna kendaraan jenis ini melonjak dari 45 persen menjadi 53 persen.